Ideologi Radikalisme Hanya Bisa Dilawan dengan Ideologi Pancasila

Kanan ke kiri Dr Sapto Priyanto, Nuril Haroen, Dede Yusuf, Dedy Mulyadi.

Jakarta, Bhirawa.
Ideologi agama menjadi cikal bakal berkembangnya radikalisme dan bangkitnya teroris. Kondisi ini harus dilawan dengan ideologi keagamaan yang moderat dan ideologi Pancasila. Paham radikalisme pendekatannya bukan dengan kekerasan dan melarang pemakaian cadar dan celana cingkrang, tetapi dengan pendekatan ideologi Pancasila.
“Radikalisme dan terorisme yang sudah meng-global saat ini, tidak bisa diberantas dengan kekerasan. Di dalam negeri, radikalisme menyerang simbol simbol negara seperti Polisi. Maka negara harus hadir, baik secara Ideologis maupun menghentikan aliran dana dari Timur Tengah yang makin deras,” ujar Nabil Haroen anggota MPR RI dari fraksi PDIP dalam diskusi 4 Pilar MPR dengan tema “Paham Kebangsaan untuk Cegah Terorisme” , Senin sore ( 25/11). Nara sumber, anggota MPR RI fraksi Demokrat, Dede Jusuf Macan, dari fraksi Golkar Dedy Mulyadi dan dari Sekolah Kajian Strategis & Global Dr Sapta Priyanto.
Gus Nabil menyarankan, dalam mengikis paham radikalis dan teroris, pemerintah melibatkan Ormas keagamaan yang moderat seperti NU dan Muhammadiyah. Kedua Ormas keagamaan ini lahir sebelum Kemerdekaan RI, sudah terbukti punya andil besar dalam memperjuangkan Kemerdekaan Indonesia. Sayangnya, kurang mendapat support dari pemerintah, sehingga paham radikalisme dan terorisme, dengan mudah menyusup tanpa disadari dan menjadi penyakit bangsa, saat ini.
“Lembaga Filantropis yang banyak dimiliki kelompok ini, ber-afiliasi pada radikalisme. Lembaga Filantropis inilah yang jadi pundi pundi besar tempat menampung dana dana dari luar negeri. Kelompok ini bahkan mampu menyebar beasiswa untuk mendidik orang menjadi teroris. Menghadapi hal ini, pemerintah harus memperkuat koordinasi dengan umat Islam. Misalnya denganOrmas Muhammadiyah dan NU, ” saran Gus Nuril.
Menurut Dede Jusuf, untuk memerangi ideologi radikal yang makin membesar sekarang ini, tidak bisa dilawan dengan kekerasan dan pidana. Tetapi harus dilawan dengan ideologi pula, seperti ideologi Pancasila yang harus ditanam lewat pendidikan. Sekolah harus memiliki kurikulum untuk menanamkan Pancasila sebagai perilaku hidup, bukan hanya sebagai slogan saja. [Ira]

Tags: