IDI Jatim Salurkan Bantuan Ribuan APD ke FK Unair

Kebutuhan tinggi, FK Unair terima bantuan ribuan APD dari IDI Jatim.

Surabaya, Bhirawa
Bantuan Alat Pelindung Diri (APD) terus disalurkan berbagai pihak dalam membantu penanganan Virus Corona atau Covid 19. Kali ini, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) wilayah Jatim menyalurkan ribuan APD ke Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga, untuk diberikan ke PPDS (Program Pendidikan Dokter Spesialis) . Setidaknya ada 1.000 masker bedah, 1.000 masker KN 95, 100 hazmat dan 100 kacamata google yang diterima FK Unair.
Menurut Ketua IDI Jatim, Dr dr Sutrisno, bantuan APD ini merupakan upaya IDI untuk berperan dalam memberikan fasilitas pada dokter di masa pandemi. Terlebih 50% kasus pandemi berasal dari Surabaya.
“Makanya kami juga salurkan sumbangan dan bantuan ke Surabaya. Ini bukan yang terakhir, akan kami terus lakukan agar para dokter bisa memberikan layanan maksimal,” ujar dia, Senin (6/7).
Dengan adanya bantuan ini, pihaknya berharap meskipun paparannya Covid 19 tinggi, tapi tingkat penularannya akan berkurang karena dokter sudah memakai APD.
Sementara itu, Dekan FK Unair, Prof Dr Soetojo menambahkan, bantuan APD yang diterima FK Unir terus mengalir di masa pandemi. Sebab kebutuhan APD cukup tinggi bagi tenaga kesehatan. Dan jumlahnya terus berkurang seiring dengan jumlah pasien yang masih berdatangan di RS.
“Hari ini bantuan APD, karena ini terus digunakan makanya bantuan pastinya akan sangat dibutuhkan. Nanti kami salurkan pada dokter PPDS yang bertugas menangani Covid-19,”ungkap Prof Soetojo, Senin (6/7).
Prof Soetojo menjelaskan, Selama ini bantuan terus mengalir dari berbagai pihak. Sehingga ketercukupan APD terutamanya untuk mahasiswa PPDS bisa terfasilitasi. ”PPDS selama ini juga mendapat APD dari fakultas dan dari RS. Pemakaian APD pada PPDS tergantung dari pos tugasnya,” pungkasnya.

IDI Jatim: 94 Dokter di Jatim Terpapar Covid 19, Belum Termasuk Surabaya
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) wilayah Jawa Timur mengkonfirmasi sebanyak 94 dokter di Jatim terpapar Covid 19. Jumlah ini belum termasuk jumlah dokter yang terpapar Covid 19 di Surabaya.
Ketua IDI Jatim, dr Sutrisno mengungkapkan, banyaknya jumlah RS dan tenaga medis di Surabaya membuat IDI Jatim belum tuntas memverifikasi jumlah dokter yang terkonfirmasi positif Covid 19. Sebab, angka kasus Covid 19 di Surabaya cukup tinggi. Karenanya pihaknya cukup kesulitan untuk mengintegrasi data dokter yang terkonfirmasi.
“Angkanya ada tapi kami masih butuh verifikasi yang butuh waktu tidak singkat,” ungkapnya, Senin (6/7).
Di samping itu, IDI juga kehilangan 14 dokter PDSS karena Covid 19. Termasuk dokter PDSS FK Unair, Putri Wulan Sukmawati yang meninggal pada Minggu (5/7) pukul 23.55 malam.
“Tak hanya dokter, banyak juga perawat, bidan hingga penata radiologi. Kami sangat prihatin,” lanjutnya.
Sejak ada pandemi Covid 19, dr Sutrisno mengaku, IDI mendapat keluhan individu dari dokter terkait APD yang berkurang hingga beban kerja yang tinggi dan waktu kerja yang lama.
“Ini keluhan individu, yang penting bagaimana solusinya. Sudah diatasi sebagian seperti yang punya komorbid (penyakit bawaan) diistirahatkan, APD jangan sampai kurang dan ada suplementasi nutrisi,” jelasnya.
Sutrisno juga meminta agar steakholder yang berwenang bisa membantu menertibkan masyarakat yang belum taat protokol kesehatan. Sehingga bisa mengurangi penularan dan menekan angka positif.
“Kami meminta kepada para tokoh masyarakat agar ikut berperan aktif menjelaskan pada masyarakat untuk taat protokol kesehatan. Fasilitas RS juga harus ditingkatkan, khususnya di Surabaya karena orang sakit yang butuh perawatan semakin banyak,” pungkasnya. [ina]

Tags: