Iduladha Tak Sekadar Perayaan Menyembelih Kurban

Gubernur Khofifah saat meninjau persiapan qurban di Masjid Al Akbar Surabaya, Senin (19/7).

Pemprov, Bhirawa
Hari Raya Idul Adha 1422 H memiliki makna khusus di mata Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa. Momentum tersebut bukan sekadar perayaan menyembelih hewan kurban dan menikmati daging sembelihannya. Lebih dari itu, Gubernur Khofifah menyebut Idul Adha menjadi momentum untuk menyembelih sifat-sifat buruk manusia.
“Iduladha lebih dari sekadar ritual menyembelih hewan kurban. Tapi juga menyembelih sifat sombong, hawa nafsu, dan egoisme pribadi kita,” tutur Gubernur Khofifah, Selasa (20/7)
Khofifah berharap, momentum Hari Raya Iduladha yang masih dalam suasana pandemi Covid-19 ini sekaligus menjadi momentum untuk meningkatkan solidaritas kemanusiaan dan kesalehan sosial. “Ini saatnya meningkatkan solidaritas kemanusiaan. Selamat meresapi dan mengaktualisasikan makna taqwa, ikhlas dan saling berbagi sesama anak manusia. Insya Allah berkah,” kata dia.
Dalam perayaan Iduladha tahun ini, Gubernur perempuan pertama di Jatim tersebut memilih melaksanakan salat Iduladha bersama tiga anaknya di rumah dinas di area Gedung Negara Grahadi. “Saya salat Id bersama tiga jagoan saya, yaitu Jalal, Yusuf, dan Ali di rumah dinas,” tutur Khofifah yang juga Ketua Umum PP Muslimat Nahdlatul Ulama tersebut.
Tahun ini, Gubernur Khofifah juga berkurban seekor sapi yang dibelinya dari peternak di Kabupaten Lamongan dan diserahkan ke panitia Iduladha di Masjid Al Akbar Surabaya. Selain sapi milik Gubernur Jatim, Presiden Joko Widodo juga menyerahkan hewan kurban seberat 1,2 ton kepada Masjid Al Akbar yang dibeli dari peternak di Kabupaten Probolinggo. Oleh panitia setempat, hewan kurban akan dipotong hari ini dan didistribusikan langsung ke rumah warga yang telah terdata.
“Alhamdulillah Pak Presiden selalu mengambil sapi dari Jatim. Dan Tahun ini Pak Presiden mengambil dari Sukapura, Probolinggo. Kalau saya kebetulan tahun lalu mengambil dari Lamongan, tahun ini kembali mengambil dari Solukora, Lamongan,” tutur Khofifah.
Ditanya terkait alasan mengambil sapi dari Lamongan, Khofifah mengaku sejak awal Kepala Dinas Peternakan memberi refrensi bahwa sapi yang dikurbankan harus memenuhi kualifikasi sebagai hewan kurban. Sapi juga harus sehat dengan surat keterangan dinas peternakan kabupaten terkait. “Jadi peternakan ini sudah handal. Tapi sebenarnya potensi sapi di Jember dan Tulungagung juga luar biasa.
Khusus Madura, Khofifah menyebut saat ini telah ada jenis sapi Madurasin yang merupakan persilangan dari Sapi Madura dan Limosin. “Jadi sesungguhnya masing-masing daerah di Jatim ini memiliki potensi dan keunggulan dalam peternakan sapi,” pungkas Khofifah. [tam]

Tags: