IFI, ITS dan House of Sampoerna Kerja Bareng Bangun Kota Masa Depan

Institut Françis Indonesia (IFI) Surabaya, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dan House of Sampoerna, bekerjasama dalam menyelenggarakan pameran kota masa depan.

Institut Françis Indonesia (IFI) Surabaya, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dan House of Sampoerna, bekerjasama dalam menyelenggarakan pameran kota masa depan.

Surabaya, Bhirawa
Institut Françis Indonesia (IFI)  Surabaya, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dan House of Sampoerna, bekerjasama dalam menyelenggarakan pameran kota masa depan. Pameran ini akan memberikan sudut pandang lebih luas pada masyarakat, utama para arsitek atas kota masa depan.
Menurut Penanggungjawab Budaya dan Komunikasi IFI Surabaya, Pamenda Krishna A, Selasa ( 26/7) kemarin, acara istimewa ini mengajak masyarakat untuk mengenal sudut pandang para arsitek dan perancang kota muda Prancis dan Indonesia dalam memandang kota di masa mendatang.
Pamenda Krishna, karya dari Prancis menampilkan pameran yang memperoleh penghargaan dari Kementerian Kebudayaan dan Komunikasi Prancis, berbentuk dodecahedron (rangkaian pentagon bersisi 12). Karya yang dianugerahi penghargaan ini, menjawab tantangan utama masyarakat kita, yaitu perubahan pengelolaan energi dan ekologi, penyediaan perumahan dan kebijakan perancangan kota.
‘’Karya dari Indonesia ditampilkan para mahasiswa dan lulusan jurusan Arsitektur dan Perencanaan Wilayah Kota dari ITS, untuk menanggapi karya para profesional muda Prancis. Rangkaian materi pameran menawarkan solusi-solusi atas tantangan dari kota-kota besar Indonesia, khususnya Surabaya. Penggabungan dua karya unik ini pada akhirnya menjadi sebuah dialog antara Prancis dan Indonesia untuk mengapresiasi inovasi arsitektur dan perancang kota,’’ tambahnya.
Lebih jauh dipaparkan, bagaimana konsep membangun kampung yang kecil resiko kebakaran, mengingat banyaknya kampung padat di Kota Pahlawan ini. Kawasan perkotaan cenderung memiliki kepadatan penduduk yang tinggi sehingga memicu tingginya angka kebakaran.
Kebakaran menyumbang 15% dari total seluruh bencana di Indonesia, terlebih di kawasan kepadatan tinggi. Kebakaran di Surabaya yang terjadi berulang-ulang setiap tahunnya mengindikasikan adanya risiko kebakaran. Kel Nyamplungan memiliki peran strategis dalam mendukung sektor perdagangan dan jasa dari Kota Lama Surabaya. Banyaknya bangunan-bangunan tua dan tradisi masyarakat mengindikasikan Nyamplungan sebagai salah satu kawasan urban heritage harus dilindungi.
Dengan demikian kebakaran di Kel Nyamplungan tidak hanya berdampak pada nilai-nilai ekonomi tetapi juga nilai-nilai budaya dan historis kawasan. Hal ini diperparah dengan rendahnya kesiapsiagaan pemerintah dan masyarakat dalam manajemen risiko.
Kebakaran di Nyamplungan utamanya disebabkan karena rendahnya pemahaman masyarakat terkait ancaman kebakaran,    rendahnya respon terhadap kebakaran dan sulitnya aksesibilitas petugas pemadam dalam menjangkau kawasan. Dikatakan, untuk mengatasi permasalahan ini dibutuhkan beberapa upaya, antara lain dapat dilakukan dalam bentuk capacity building, emergency response, dan urban design. capacity building di Kel Nyamplungan dilakukan melalui pemetaan partisipatif agar masyarakat mampu berperan aktif dalam mengkaji dan memecahkan permasalahan mereka sendiri.
Emergency response juga diperlukan untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap kebakaran. emergency rensponse dapat diterapkan melalui perumusan rute evakuasi kebakaran dan fasilitas-fasilitas darurat kebakaran. ‘’Untuk membangun ketahanan terhadap kebakaran, prinsip-prinsip urban design penting diterapkan dalam penataan bangunan sehingga dapat menjaga nilai historis bangunan dan kawasan serta nilai-nilai budaya di kawasan heritage,’’ pungkaanya. [ma]

Tags: