IHT Jatim Anggap WITT Rugikan Industri Rokok

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Surabaya, Bhirawa
Pokja Penyelamatn Industri Hasil Tembakau (IHT) Jatim, menganggap kehadiran Wanita Indonesia Tanpa Tembakau (WITT) sangat merugikan bisnis rokok. Karena organisasi ini bertujuan untuk mengurangi konsumen yang nantinya pasti berimbas pada petani tembakau maupun industri rokok.
Menurut Ketua Pokja IHT Jatim, Dedi Suhajadi menegaskan, produk tembakau nasional termasuk Jatim memiliki kontribusi cukup besar pada negara Indonesiasebasar Rp. 112 triliun dari tembakau. Bahkan tahun ini 2015 pemerintah telah menargetkanhasil tembakau sebesar Rp.141,7 triliun. Semanatara di tahun sebelumnya kontrisbusihasil tembakau sudah mencapai Rp 120 triliun dari hasil daun emas ini (tembakau ) dan tercapai Rp 112, triliun
Pria yang menjabat Wakil Ketua Kamar Dagang danIndustri ( Kadin Jatim ) ini mengungkapkan, adanya deklarasi WITT di Jatimjustru akan memperburuk tembakau di Indonesia dimana nantinya akan mengurangi konsumsi rokok di Indonesia.
“Kondisi perekonomian di Indonesia masih belum, stabil belum saatnya  WITT melakukan hal yang dianggap  merugikan perekonomiankita. Indonesia sudah menjadi kiblat oleh dunia kualiatas tembakau kenapa harusdirempas oleh bangsa sendiri ini,kan lucu,” tegas Dedi
Sementara Jatim sendiri merupakan produsen  penghasil tembakau 65% dan sisinya 35% dariluar Jatim. Selain memiliki kontribusi besar penghasil tembakau Jatim jugamemiliki industri dengan total 562 saat ini. Sebelumnnya di tahun 2011 jumlahindustri tembakau di Indonesia mencapai 1.100 ribu industri yang tersebasardiseluruh Indonesia.
Ada yang kebijakan pemerintah yang diterbitkan olehDirektorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan  tentang kenaikan tarif industri tembakau diIndonesia termasuk di Jatim alami penurunan berkisar  50 %. Sementara dari angka total 562  industri itu,  saat ini yang masih aktif  produksi sekitar 200 industri.
“Kami berharap pada semua pihak agar tidak mengganggu mereka ( pelaku industri rokok) karena ini adalah bagian terget pemerintah  ( Rp. 141,7  triliun )  dari hasil tembakau. Jika ada yang menggangguberarati ada oknum yang ditumpangi pihak asing untuk membunuh tembaku industridi Indonesia,” ujarnya
Sementara itu WITT Ketua WITT DPP Jatim, Arie Soeripan Poetri membantah kalau organisasinya bisa mengganggu produksi rokok, namun hanya untuk menekan angka pengguna rokokdi Jatim yang kini mencapai 53 % masyarakat Jatim yang konsumsi rokok.  “Sekali lagi tegaskan kami ( WITT) tidak mematikanindustri rokok maupun petani tembakau  diJatim. Selama ini perda tentang pengendalian tembakau di daerah masih belumdimulai hanya kota Surabaya saja yang memiliki perda ini,” paparnya.
Sejak tahun 1995, WITT  mencatat 1,7% para penikmat rokok berbagai kalangan.Di tahun 2011 angka ini alami kenaikan 4,5% perokok yang dikonsumsibagi kalangan remaja putri dari usia 15 hingga 19 tahun. [ma]

Tags: