IKA ITS Gelar Workshop Lokal Kreativitas bagi UMKM

Ketua IKA ITS Surabaya, Wahid Wahyudi saat berbicara dalam Workshop Local Creativity is New Economic Power, Senin (13/6) kemarin.

Surabaya, Bhirawa
Ikatan Alumni Institute Teknologi Sepuluh Nopember (IKA ITS) menggelar Workshop Local Creativity is New Economic Power, Senin (13/6) kemarin. Workshop menyasar puluhan peserta dari berbagai UMKM ini diharapkan mampu membangkitkan ekonomi kreatif pasca pandemi dengan strategi pemanfaatan digital marketing.
Menurut Ketua IKA ITS Surabaya, Wahid Wahyudi, UMKM jadi prioritas pemerintah provinsi Jawa Timur dalam membangkitkan perekonomian pasca pandemi. Perhatian itu juga ditunjukkan dalam pendidikan.
Wahid menjelaskan, di lingkup pendidikan, Dinas Pendidikan Jatim membekali siswa dengan kemampuan vokasi sesuai dengan keahlian dan bakat minatnya. Tak hanya SMK saja yang didorong untuk menjalin kerjasama dengan industri, di SMAN pun ada program khusus yang berbasis vokasi yakni Double Track. Begitupun pada lembaga SLB, program vokasi istimewa memberi bekal pada siswa berkebutuhan khusus untuk mengembangkan minatnya sesuai kemampuan mereka.
“Komitmen dan prioritas membangkitkan (UMKM) melalui pendidikan ini melalui pembelajaran kewirausahaan. Untuk mempunyai usaha ini, mereka harus memiliki sikap tahu dan tidak tahu. Tahu memanfaatkan medsos untuk promosi produk dan jasa, dan mampu menganalisa pasar untuk kewirausahaan. Mereka juga harus mengalisa kebutuhan pasar juga toko toko online,” ujar Kepala Dinas Pendidikan Jatim ini.
Dalam jenjang SMA pun, SMA Double Track memfasilitasi beberapa peminatan vokasi. Seperti tata kecantikan, tata boga, service kendaraan ringan. Diharapkan melalui program peminatan tersebut, siswa memiliki kompetensi keahlian tertentu.
“SLB ada vokasi istimewa. Berdasarkan UU Nomor 8 tahun 2016 ada pasal yang mengamanatkan BUMN/BUMD minimal 2% diperuntukkan untuk ABK. Perusahaan swasta minimal 1% mengakomodir ABK. Ini belum dilakukan banyak orang. Kami memfasilitasi agar mereka bisa bekerja di DUDI,” jelasnya.
Ditegaskan Wahid, pendidikan vokasi di tingkat pendidikan ini menjadi bekal pihaknya untuk menelurkan wirausahawan-wirausahawan muda. Tidak hanya dijenjang sekolah kejuruan, namun juga dari lulusan SMA bahkan siswa yang memiliki keterbatasan.
“Semoga melalui kegiatan ini para enterpreneur baru yang akan menjadi bagian dari UMKM akan muncul. Karena peran UMKM di Jawa Timur menjadi pendukung utama ekonomi Jatim yaitu sebesar 57,2%,” urainya.
Sementara itu, salah satu pemateri yang juga CEO Kreasi Karya Raya dengan produk DusDukDuk, M Arif Susanto menerangkan pentingnya lokal kreatif dalam membangkitkan perekonomian. Lokal kreatif ini tidak lepas dari industri kreatif. Apalagi selama dua tahun terakhir industri creative berkembang pesat.
“Modal utama yang harus dimiliki wirausaha ini kreatifitas. Jadi asah terus menerus,” kata dia.
Arif mencontohkan seperti keterbatasan di masa pandemi. Pelaku usaha mencetuskan banyak ide, gagasan dan kreativitas. Saat pandemi banyak orang yang membuat masker. Mulai bermotif, hingga ada yang pernak – pernik.
“Ini bukti dari keterbatasan itu, menganalisa permasalahan yang ada sampai kreativitas bisa muncul dan membangkitkan industri kreatif,” jelasnya.
Menurut alumni Desain Produk Industri ITS 2010, industri kreatif atau ekonomi kreatif mendorong Indonesia lebih maju, salah satunya lewat kontribusi ekonomi, iklim bisnis, citra dan indentitas bangsa, sumber daya terbarukan, inovasi dan kreativitas dan dampak sosialisasi.
“Namun tak dapat dipungkiri bagi industri kreatif juga mempunyai tantangan kedepan dengan memaksimalkan potensi bisnis kreatif,” katanya.
Salah satu caranya dengan peka terhadap kebutuhan pasar yang didukung riset. Merencanakan dan mengevaluasi kelayakan bisnis, memperbanyak dan manfaatkan networking, berfikir visioner, dan tidak berhenti berinovasi, serta beradaptasi dengan ide dan kreativitas. [ina.fen]

Tags: