IKIP Budi Utomo Kota Malang Makin Dikenal sebagai Kampus Berkelas

Para mahasiswa asing IKIP Budi Utomo saat berpose di depan Tamansari Kraton Jogjakarta

Kota Malang, Bhirawa
Mahasiswa asing yang belajar di IKIP Budi Utomo (IBU) seperti Ling, Muchtar, Samit, Denis, Claudia, Manuel, Jackline dkk yang berasal dari negara berbeda, diajak untuk mengenal lebih dekat dengan kebudayaan Jawa khususnya keraton Jogyakarta, dan kebudayaan masyarakat sekitarnya.
Selama tiga hari, sejak tanggal 5 hingga 8 Maret, para mahasiswa ini, didampingi  langsung oleh Rektor IBU Dr H. Nurcholis Sunuyeko, berada di Jogjakarta.
Mereka berkunjung ke Tamansari yang merupakan tempat mandinya para permaisuri Raja-raja Jogkarta yang pertama hingga raja ke tiga. Namun bangunannya hingga saat ini masih berdiri kokoh yang tempatnya tidak jauh dari komplek Kraton Jogja.
Selanjutnya, para mahasiwa yang sedang menmpuh program Dharmasiswa dan  Pendidikan Bahasa Indonesia itu, diantarkan untuk menuju Kraton Jogjakarta. Tak satupun sudut kraton dilwatkan. Sesekali diantara mereka tak henti mengabadikan gambar untuk dijadikan kenang-kenangan.
“IKIP Budi Utomo (IBU) Malang  merupakan  kampus yang high class. Awalnya kami tidak membayangkan jika hendak dikenalkan budaya seperti ini,”tutur Ram mahasiiswa asal Afganistan itu.
Mereka merasa tak salah memilih kuliah di kampus IBU Malang, Jatim. Alasannya, karena pengetahuan dan keterampilan yang mereka timba tak hanya di dalam kelas. Namun, juga dilaksanakan di dunia sosial secara riil.
Makanya, mahasiswa asing dari berbagai negara itu terlihat antusias saat mengikuti program outing class di Kota Jogyakarta, Jateng.
Sedangkan soal pembelajaran di luar kelas, menurut mereka sangat memperkaya pengetahuan yang diperoleh.  Sebab, tak hanya memperlancar bahasa Indonesia yang dipelajari. Namun, juga banyak pengetahuan lain yang didapat.
Menurut Rektor IBU Dr. Nurcholis Sunuyeko pembelajaran di luar kelas tersebut, sangat penting bagi mahasiswa asing.
“Pembelajaran outing class itu tak hanya berkaitan dengan bahasa, tapi juga seni dan budaya serta tradisi masyarakat Indonesia,” kata Nurcholis didampingi Kepala Pusat Kerjasama dan Humas IKIP Budi Utomo Malang Dr Rochsun MKes.
Menurut Rektor IBU  yang  dikenal dekat dengan wartawan itu, diantara tujuan instruksional khusus (TIK) outing class itu banyak aspek yang bisa diraih. Mahasiswa asing itu tak hanya belajar bahasa Indonesia secara langsung, berkomunikasi dengan masyarakat.
Namun, lanjut dia, juga bisa belajar seni, budaya dan tradisi masyarakat. “Itu karena materi pembelajaran tersebut  bisa saja diperoleh saat melakukan transaksi ekonomi. Misalnya, kala belanja,” kata dia memberikan contoh.
Karena itu, terang dia, mahasiswa asing itu diajak belajar di luar kelas. Termasuk mereka diajak ke Jogyakarta kali ini. Mereka dilepas di Jogyakarta selama tiga hari.
Ada beberapa lokasi yang dijadikan tempat pelajaran bagi mereka, selain di Tamansari dan Kraton Jogjakarta, mereka  juga diajak ke destinasi wisata Tebing Breksi, Kaliurang, Lava Tour, Museum Sisa Hartaku, Batu Alien, Kaliurang. Selain itu, Dagadu Yogyakarta, Pusat Kerajinan Perak Kotagede. [mut]

Tags: