IKM Sidoarjo Jangan Biarkan Jalan Sendiri

Pj Bupati Jonathan Judianto bersama Kepala Dinas Koperindag Fenny Apridawati melihat produk hasil IKM yang dipamerkan.(achmad suprayogi/bhirawa)

Pj Bupati Jonathan Judianto bersama Kepala Dinas Koperindag Fenny Apridawati melihat produk hasil IKM yang dipamerkan.(achmad suprayogi/bhirawa)

Sidoarjo, Bhirawa
Industri Kecil Menengah (IKM)  yang ada di Sidoarjo jangan sampai berjalan sendiri-sendiri. Mereka harus ditopang dengan industri yang lebih besar lagi, sehingga kekuatan ekonomi di Sidoarjo ini akan semakin kokoh. Namun, jika industri besar tidak lagi peduli dengan industri menengah dan industri  kecil, maka roda perekonomian Sidoarjo juga akan terpuruk. Sedangkan pihak pemerintah juga harus mendampingi para pelaku industri kecil, selain pendampingan juga pembinaan serta memfasilitasi secara penuh.
‘Itulah penegasan Pj Bupati Sidoarjo Drs Ec Jonathan Judianto M MT saat membuka Lokakarya dan Gelar Produk IKM Sidoarjo Siap Menghadapi MEA 2016.’ Rabu (25/11) siang di Sun Hotel Sidoarjo.
Pelaku IKM juga mengeluh kurangnya perhatian dari pemerintah Sidoarjo, seperti yang dialami pelaku industri kecil, produk telur asin, Sulaiman dari Kampung Bebek Desa Kebonsari Kec Candi. Ia mengaku sangat butuh modal untuk mengembangkan usaha telur asinnya yang tiap hari 1.000 butir dari 1.500  bebek.
Menurutnya, peredaran telur asinnya sudah mencapai Pulau Bali, banyak dibeli oleh para turis-turis asing.  Efeknya turis Thailand tersebut pernah studi ke tempatnya di Kebonsari Candi. Selain itu, juga pernah ada anak-anak sekolah dari Surabaya sampai tiga bus.
“Dengan kondisi lahan ternak yang seperti sekarang ini sangat kurang layak untuk menerima tamu yang ingin studi banding,” keluh Sulaiman.
Hal yang sama juga dikeluhkan oleh seorang pengusaha/pengrajin kulit dari Tanggulangin. Ia mengeluh, telah mendapatkan order dari Korea yang sangat banyak, akibat kekurangan modal dan fasilitas, akhirnya tidak dapat terpehuni dengan baik.
Melihat  kondisi tersebut, Pj Bupati Jonathan Judianto menegaskan kalau pihak pemerintah harus segera melakukan pendampingan, pembinaan dan fasilitasi. Kalau ada pinjaman permodalan, kalau bisa saat merealisasikan itu jangan terlalu lama. Jika terlalu lama, maka momentum pemasaran akan hilang. “Oleh karena itu jika ada pinjaman modal, dalam merealisasikan jangan terlalu lama,” tegas Jonathan.
Sebelumnya, Kepala Diskoperindag UMKM dan ESDM, Fenny Apridawati menegaskan kalau kegiatan ini dilakukan agar para pelaku IKM bisa siap menghadapi MEA 2016. Karena ada beberapa pelaku industri yang sudah sangat siap, terbukti pelaku industri Sidoarjo tidak menggunakan tenaga kerja asing lagi. “Mereka telah menggunakan tenaga kerja lokal semua, dan kualitasnya juga tidak kalah,” katanya. [ach]

Tags: