Ikuti Pembuatan Karya Inovatif Cabdindik Wilayah Bondowoso

Sigit Hindarum SPd MPd

Sigit Hindarum SPd MPd
Meski masih dalam masa pandemi Virus Corona, semua Kepala SMA dan SMK di Kabupaten Situbondo dituntut membuat sebuah karya inovatif tentang pendidikan. Temanya bebas, bisa tentang sistem pembelajaran sekolah, produk pendidikan, serta bidang Bakti Sosial (Baksos). Semua karya inovatif para Kasek itu harus sudah disetor ke Kantor Cabang Dinas Pendidikan (Kacabdindik) Provinsi Jawa Timur Wilayah Bondowoso, Selasa (29/9) hari ini.
Kepala SMK Negeri 1 Banyuputih Kabupaten Situbondo, Sigit Hindarum, menyatakan siap mengikuti pembuatan karya ilmiah. Namun pria asli Surabaya ini tidak membeberkan secara terbuka tentang judul yang dikerjakan dalam pembuatan karya inovatif yang dibuatnya.
“Ini masih saya kerjakan mas. Yang jelas saya ikut membuat karya inovatif. Kalau ditanya tentang judul karyanya, tunggu besok ya,” ujar mantan Kepala SMKN 1 Pakem Kabupaten Bondowoso itu, Senin (28/9).
Sigit menjelaskan, gagasan pembuatan karya inovatif yang dilaunching Kepala Cabdindik Provinsi Jatim Wilayah Bondowoso, Sugiono Eksantoso patut ditiru. Dalam pandangan Sigit, sosok Kacabdindik Sugiono Eksantoso dikenal sebagai pimpinan yang familiar namun kaya akan gagasan cemerlang dalam memajukan kualitas pendidikan baik di Kabupaten Situbondo maupun Kabupaten Bondowoso.
“Beliau orang yang visioner dalam pengembangan kualitas pendidikan. Termasuk para Kepala Sekolah yang diminta membuat sebuah karya inovatif ini, tujuannya untuk kemajuan sekolah,” ujar Sigit.
Saat ini, lanjut Sigit, lembaganya yang berada dalam Kompleks Pondok Pesantren masih menjalani sistem pembelajaran Daring (Dalam Jaringan). Keputusan ini sesuai dengan anjuran dan keputusan dari Kantor Cabdindik Wilayah Bondowoso. Selain itu, di dekat kawasan SMKN 1 Banyuputih ada sejumlah warga yang dinyatakan positif terjangkit Virus Corona.
“Oleh Satgas Covid 19 Kecamatan Banyuputih belum mengantongi rekom Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Alasannya di Desa Sumberwaru ada tujuh orang positif Virus Corono. Selain itu di Desa Sumberanyar juga ada empat orang dan Sukorejo ada dua orang yang dinyatakan positif Virus Corona,” terang Sigit.
Dalam catatan Sigit, kini masih ada sejumlah kendala lain yang dialami lembaganya sehingga tidak direkom menerapkan PTM. Yakni, siswa yang menetap di pondok pesantren tidak membawa HP. ”Sedangkan siswa yang ada di daerah terpencil seperti di Pulau Merak tidak ada sinyal dari operator seluler. Dua kendala ini juga masuk dalam catatan poin karya inovatif yang saya garap,” pungkas Sigit. [awi]

Tags: