Imbas Covid 19, Pertumbuhan Ekonomi di Wilayah BI Jember Diprediksi Melambat

Kepala Perwakilan BI Jember Hestu Wibowo.

Jember, Bhirawa
Pertumbuhan ekonomi diwilayah kerja BI Jember (eks Karisidenan Besuki dan Lumajang ), diprediksi melambat. Hal ini akibat tekanan semakin meluasnya penyebaran virus corona (Covid 19).
Hal ini disampaikan oleh Kepala Perwakilan BI Jember Hestu Wibowo dalam realesenya, Rabu (1/4/2020). Menurut Hestu, Pertumbuhan ekonomi yang sebelumnya diperkirakan sebesar 5,14%-5,54%(yoy) menjadi 5,03%-5,43% (yoy).” Namun meski demikian, sampai triwulan pertama 2020, kinerja perekonomian masih terpantau relatif terjaga,” tuturnya.
Melambatnya perekonomian di wilayah kerjanya tandas Hestu, berada di jalur permintaan, penawaran, dan keyakinan pelaku ekonomi. “Dari sisi permintaan, konsumsi tetap berdaya tahan, meski diprakirakan tumbuh lebih rendah, ditopang oleh pendapatan yang diprakirakan tetap baik serta dampak positif stimulus fiskal,” ungkapnya pula.
Disektor Investasi, juga diprediksi akan melambat. Hal ini kata Hestu akibat menurunnya prospek ekspor barang dan jasa, serta terganggunya rantai produksi. “Sementara dari sisi penawaran, kinerja di beberapa lapangan usaha utama, diantaranya sektor Akomodasi dan Mamin, Sektor Perdagangan, dan Sektor Industri Pengolahan diprakirakan melambat seiring menurunnya aktivitas usaha,” katanya.
Sementara itu, inflasi pada Maret 2020, khususnya di Jember dan Banyuwangi yang merupakan basis penghitungan inflasi di wilayah BI Jember, diprakirakan lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya. Hal ini ditopang oleh meredanya tekanan inflasi komoditas volatile food seiring meningkatnya pasokan beberapa komoditas pangan strategis.
“Tekanan inflasi administered price pun diperkirakan mereda seiring kembali normalnya tarif PDAM di Jember dan tren penurunan tarif angkutan udara akibat penurunan permintaan di tengah adanya Covid 19,” urai Hestu.
Meski demikian, Hestu mewaspadai adanya peningkatan tekanan inflasi inti yang didorong kenaikan harga emas perhiasan sejalan peningkatan harga emas dunia dan kenaikan harga gula pasir akibat terbatasnya stok.
Berdasarkan pantauan SISKAPERBAPO, sampai dengan minggu ke-IV Maret 2020, harga komoditas pangan strategis di 5 (lima) kabupaten se-Eks Karesidenan Besuki dan Lumajang terpantau relatif terjaga, kecuali harga gula pasir dan cabai rawit yang terpantau mengalami peningkatan.(efi)

Tags: