Risma Imbau Siswa Tak Panik Hadapi UNBK

Ujian Nasional Berbasis KomputerSurabaya, Bhirawa
Persoalan sistem IT yang terjadi selama gladi bersih Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) terus dilakukan perbaikan oleh pihak sekolah.  Para siswa peserta ujian pun diminta untuk tetap tenang dan tidak panik menghadapinya.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menuturkan hal tersebut setelah mengetahui adanya sistem yang belum berjalan sempurna. Menurutnya, UNBK merupakan perkembangan yang harus dihadapi siswa. Sehingga, tidak perlu dikhawatirkan.
“Kalian tidak usah khawatir dengan teknologi, itu biasa saja. Jadi tidak usah panik menghadapi UNBK,” tutur Risma saat menemui perwakilan pelajar Surabaya di ruang sidang wali kota, Sabtu (26/3).
Sementara perkembangan di lapangan. Sekolah terus berbenah hingga gladi bersih UNBK akan berakhir hari ini, Senin (28/3). Seperti SMAN 16 Surabaya, pihak proktor memastikan jaringan lancar, sehingga tidak terjadi log out otomatis karena time out session. Time out session  terjadi ketika komputer tidak digunakan dalam tempo yang lama. Hal ini umumnya terjadi saat siswa mengerjakan soal hitung-hitungan.
“Saya sudah konsultasi ke Puspendik, katanya masalah log out itu karena jaringan,” jelas Proktor SMAN 16 Surabaya, Maulidani.
Dugaan utama log out otomatis karena jaringan yang tidak stabil setelah tidak tidak digunakan selama 90 menit. Padahal, Maulidani mengaku siswa menghitung soal untuk pelajaran matematika tidak sampai 90 menit.
“Saat Bahasa Inggris (hari kedua) sudah tidak ada masalah yang sama. Nanti akan akami lihat pada hari terakhir ujian fisika. Soalnya waktu itu siswa juga berhitung,” terangnya.
Maulidani juga masih menganalisa permasalahan ini, karena tahun lalu sekolahnya juga menggunakan jaringan internet yang sama. “Melihat jaringan dan perlatannya juga, semoga saat ujian fisika sudah lancar,” ungkapnya.
Sementara itu, upaya agar tidak terjadi masalah di hari terakhir gladi bersih juga dilakukan Kepala SMA Atma Widya Rahman Arif. Sekolah ini selama dua hari hanya menggunakan server cadangan karena server utama terkunci.
“Kami sudah memperbaiki server utama, sudah bisa dipakai. Kalau tidak bisa dipakai akan bermasalah karena kami hanya mengandalkan satu server,” terangnya.
Karena terbatasnya waktu, Arif, sapaan akrabnya belum melakukan uji coba terhadap server utamanya. “Langsung besok dicoba log in siswa, kalau bisa tinggal kami amati kalau ada masalah lain. Sejauh ini belum ada yang baru,” lanjutnya.
Sedangkan di SMKN 2 Surabaya, meskipun baru pertama kali mengikuti simulasi. Tetapi tidak ditemukan kendala apapun dalam pelaksanaannya. Pelaksanaan gladi bersih di 13 ruangan selama 3 sesi juga berjalan lancar.
“Kami sudah sesuai prosedur, aplikasi pendukung sudah pakai terbaru, nggak ada masalah juga,” jelas teknisi SMKN 2 Surabaya, Hidayat.
Sehingga Hidayat cukup yakin selama sudah mengikuti prosedur, tidak akan terjadi masalah. Dirinya beralasan sekolahnya tidak mengikuti 2 simulasi sebelumnya karena sedang dalam proses install ualng seluruh windows di sekolahnya. “Setiap ruang ada 20 komputer utama, dan 2 cadangan. Jadi ada 260 komputer untuk 770 siswa,” pungkasnya. [tam]

Tags: