IMM Jember Tuntut Transparansi Anggaran Kampus

Puluhan masiswa Universitas Muhammadiyah Jember yang tergabung dalan Ikatakan Mahasisawa Muhammadiyah menggelar aksi demo, tuntut transparasi anggaran, Rabu (10:5/2018).

Jember, Bhirawa
Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Universitas Muhammadiyah kemarin menggelar aksi demonstrasi di kampusnya. Mereka menuntut transparansi anggaran kampus karena selama ini merasa ditutup-tutupi. Selain itu, mereka juga menolak jam malam yang diberlakukan di kampusnya.
Andi Saputro, koordinator aksi ini mengatakan, aksi ini sebagai bentuk tidak sabarnya mahasiswa karena rektorat Unmuh tidak terbuka terkait penggunaan anggaran.
“Selama ini penggunaan anggaran di Unmuh tidak pernah terbuka sama sekali. Bahkan, mahasiswa selama ini kesulitan untuk mengakses anggaran kepada rektorat. Kita di-suport pendanaan setiap UKM setiap kegiatan mahasiswa juga kecil. Kami ingin tahu sebenarnya anggarannya berapa?,” katanya.
Bahkan, dalam setiap kegiatan jika memanfaatkan fasilitas kampus pihaknya harus membayar sewa. Seharusnya untuk fasilitas seperti bis dan sebagainya harus gratis untuk mahasiswa. Hal inilah yang semakin membuat pihaknya geram dengan ketidakterbukaan pihak kampus.
Apalagi, selama ini mahasiswa sudah melaksanakan kewajibannya membayar SPP setiap enam bulan sekali, namun tanggung jawab penggunaannya sama sekali tidak pernah disampaikan.
“Masak kalah sama masjid yang setiap minggu dilaporkan penggunaan anggaran kepada jamaahnya,” tuturnya. Oleh karena itu, Unmuh sebagai lembaga pendidikan sudah seharusnya untuk memberikan transparansi publik termasuk kepada mahasiswa dan masyarakat umum.
Andi menyebutkan dalam Undang-undang nomor 12 tahun 2012 tentang perguruan tinggi, otonomi pengolaan perguruan tinggi harus mengedepankan prinsip akuntabilitas, transparansi, nirlaba.
“Kami berharap kampus melibatkan perwakilan mahasiswa diajak berdiskusi setiap pengambilan keputusan apapun, termasuk penggunaan anggaran,” ujar Andi kamarin. Bukan hanya itu, mahasiswa kemarin juga menginginkan pihak rektor mencabut surat keputusan (SK) terkait jam buka tutup kampus. SK tersebut melarang mahasiswa berkegiatan di kampus lebih dari jam sembilan malam.
“Perguruan tinggi swasta daya tawarnya adalah aktivitas kemahasiswaannya, kalau seperti ini kan bisa tidak berkembang aktifitas mahasiswanya,” terangnya.
Dalam aksinya, mahasiswa mendesak untuk bertemu dengan Rektor Unmuh Jember, namun gagal. Mahasiswa hanya ditemui oleh Wakil Rektor (Warek) III Asmuji. Saat menemui mahasiswa Asmuji kemudian menyampaikan jika pihaknya siap untuk memenuhi keinginan mahasiswa.Bahkan, mahasiswa akan diundang audiensi dengan pihak rektor.
“Nanti untuk audiensinya diagendakan hari Jumat (11/5) setelah jumatan. Sesuai dengan suratnya, nanti 30 perwakilan mahasiswa akan diundang beraudiensi dengam rektor,” tegasnya.
Asmuji juga menyatakan penyesalan karena kaum akademisi seharusnya masalah seperti ini bisa dilakukan dengan forum audiensi dan menyelesaikan permasalahan dengan berdiskusi. [efi]

Tags: