Impor Jagung di Kabupaten Pasuruan Tak Berpengaruh

Petani saat panen jagung di kawasan Kejayan, Kabupaten Pasuruan. Di Kabupaten Pasuruan impor beras tak berpengaruh.

Kabupaten Pasuruan, Bhirawa
Impor 171.600 ton jagung untuk industry oleh pemerintah pusat diyakini tak akan mempengaruhi harga komoditas ini di Pasuruan. Gejolak harga jagung yang terjadi di beberapa daerah tidak akan terjadi di Pasuruan karena produksi jagung Kabupaten Pasuruan masih tertinggi di Jawa Timur.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pasuruan, M Ihwan menyampaikan tahun 2017 sebanyak 223 ribu ton jagung telah berhasil diproduksi. Bahkan hasil produktifitas jagung di Kabupaten Pasuruan ternyata lebih tinggi dari produktifitas jagung di Jawa Timur.
“Produksi jagung Kabupaten Pasuruan tertinggi di Jawa Timur. Dimana produktifitas jagung di Jawa Timur mencapai 223 ribu ton,” ujar M Ihwan, Senin (5/3).
Berbicara konsumsi warga, Ihwan menjelaskan rata-rata tanaman pangan di Kabupaten Pasuruan ini berkisar 30 persen atau setara 67 ribu ton jagung.
“Saat ini, warga mulai banyak memilih jagung untuk bercocok tanam, meski biaya produksi terbilang tinggi. Tapi kebijakan adanya harga acuan pembelian (HAP) sebesar Rp 3.150 perkilogram, cukup menenangkan petani,” kata Ihwan.
Hal serupa terjadi pada beras. Produksi beras di Kabupaten Pasuruan sekitar 726 ribu ton berupa gabah. Apabila diukur berupa butiran beras, akan menjadi berkisar lebih dari 600 ribu ton telah diproduksi.
Angka tersebut dipastikan berlebih untuk kecukupan kebutuhan konsumsi hampir 1,6 juta jiwa masyarakat Kabupaten Pasuruan.
“Berdasarkan perhitungan kebutuhan konsumsi tiap jiwa, untuk beras sekitar 90 kilogram pertahun. Makanya, hanya membutuhkan lebih 114 ribu ton,” tambahnya. [hil]

Tags: