Impor Jatim Maret 2017 Naik 29,72%

Pemprov, Bhirawa
Nilai impor Jatim bulan Maret 2017 mencapai USD 2.077,30 juta atau naik 29,72 persen  dibandingkan nilai impor bulan Februari 2017 yang mencapai USD 1.601,36 juta. Nilai impor masih didominasi impor non migas.
Impor migas Jatim bulan Maret 2017 mencapai USD 448,50 juta atau naik 0,97 persen dibandingkan nilai impor migas bulan Februari 2017 yang mencapai USD 444,19 juta. Sedangkan selama Januari sampai Maret 2017 impor migas mencapai USD 1.235,57 juta atau mengalami kenaikan sebesar 131,25 persen dibanding impor migas periode yang sama tahun 2016 yang mencapai USD 534,31 juta.
“Jadi secara kumulatif, nilai impor periode Januari sampai Maret 2017 mencapai USD 5.416,29 juta atau naik 23,60 persen dibanding periode yang sama tahun 2016 yang mencapai USD 4.381,99 juta,” papar Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Jatim Teguh Pramono, Kamis (20/4).
Dijelaskannya, impor non migas Jatim bulan Maret 2017 mencapai USD 1.628,80 juta atau mengalami kenaikan 40,76 persen dibandingkan impor non migas bulan Februari 2017 yang mencapai USD 1.157,17 juta.
Sedangkan selama Januari sampai dengan Maret 2017 impor non migas Jatim mencapai USD 4.180,71 juta atau mengalami kenaikan sebesar 8,66 persen dibanding periode yang sama tahun 2016 yang mencapai USD 3.847,68 juta.
Selama bulan Maret 2017 impor non migas Jatim didominasi oleh mesinmesin/peralatan mekanik dengan nilai USD 209,43 juta, berikutnya adalah kapal laut sebesar USD 208,57 juta, besi dan baja sebesar USD 115,79 juta, plastik dan barang dari plastik sebesar USD 112,82 juta, dan bungkil industri makanan sebesar USD 68,09 juta.
Komoditi utama dari kelompok barang mesin-mesin/peralatan mekanik (HS 84) yaitu mesin  cuci yang mempunyai kapasitas linen kering tidak melebihi 10 kg: Mesin lainnya, dilengkapi dengan pengering sentrifugal: Mempunyai kapasitas linen kering melebihi 6 kg senilai USD 64,18 juta atau naik 230.262,64 persen dibandingkan dengan bulan Februari 2017.
Sedangkan di kelompok kapal laut (HS 89) komoditi utamanya adalah kapal perang senilai USD 198,32 juta, di kelompok besi dan baja (HS 72) komoditi utamanya adalah Produk setengah jadi dari besi atau baja bukan paduan. Mengandung karbon kurang dari 0,25% menurut beratnya: Dengan penampang silang empat persegi panjang (termasuk bujur sangkar), ukuran lebarnya kurang dari dua kali ketebalannya senilai USD 15,52 juta.
Selama bulan Maret 2017, jika dilihat menurut negara asal impor barang, Tiongkok merupakan negara pemasok barang impor non migas Jatim terbesar dengan nilai USD 410,84 juta, diikuti Korea Selatan senilai USD 253,43 juta, dan Amerika Serikat senilai USD 106,41 juta. Kontribusi ketiganya mencapai 47,32 persen.
Sementara untuk negara ASEAN asal barang impor non migas terbesar adalah Thailand dengan nilai impor mencapai USD 77,51 juta, diikuti Singapura dengan nilai USD 53,28 juta dan Malaysia dengan nilai impor mencapai USD 46,10 juta. Sedangkan untuk negara Uni Eropa asal barang terbesar adalah Italia dengan nilai sebesar USD 34,21 juta dan diikuti Jerman senilai USD 28,92 juta. [rac]

Rate this article!
Tags: