Imunisasi Difteri Tahap Kedua Dipastikan Rampung Sesuai Jadwal

Sekretaris Dinkes Lumajang, dr.Bayu Wibowo

Lumajang Bhirawa
Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang melalui Sekretaris Dinkes, Dr Bayu Wibowo menjelaskan bahwa pelaksanaan imunisasi Outbreak Response Imunization Difteri (ORI Difteri), atau disebut juga sebagai imunisasi gratis difteri tahap Dua dipastikan selesai sesuai jadwal.
Hal tersebut disampaikan oleh Bayu diruang kerjanya (15/8) dimana dengan membawa catatan dijelaskan bahwa hingga per tanggal saat ini capaianya imunisasinya sudah hampir mendekati 70 % di 21Kecamatan di Lumajang.
Bayu juga mengharapkan peran aktif masyarakat untuk kelancaran imunisasi ini dikarenakan bahwa imunisasi ORI adalah suatu kegiatan imunisasi secara massal sebagai upaya memutuskan transmisi penularan penyakit difteri pada anak usia 1 tahun sampai dengan 19 tahun yang tinggal di daerah kejadian luar biasa (KLB) tanpa mempertimbangkan status imunisasi sebelumnya.
“ORI akan dilaksanakan sebanyak tiga putaran, dengan interval 0-1-6 bulan dan imunisasi ORI akan memberikan vaksin dengan ketentuan DPT-HB-Hib bagi usia 1 tahun sampai 5 thn, DT usia 5 tahun sampai 7 tahun, serta TD usia 7 tahun sampai 19 thn,” katanya.
Pada imunisasi ORI tahap kedua ini menurutnya pelaksanaannya seharusnya awal juli 2018, tetapi baru bisa dilaksanakan pada pertengahan Juli karena adanya liburan sekolah.
Lebih lanjut Bayu menegaskan bahwa proses pelaksanaan telah melakukan koordinasi dengan instansi terkait mulai dari TNI Polri, Camat, Kades hingga ke perangkat desa, dengan melakukan vaksinasi di sekolah-masing, mulai dari TK/PAUD, SD/ MI/ Sederajat, SMP/MTS/ Sederajat, SMA /MA/ Sederajat, Perguruan Tinggi / Universitas, Rumah Sakit, Posyandu serta Puskesmas, dan kepada masyarakat yang dilakukan oleh Puskesmas.
Sedangkan imunisasi ori tersebut menurut Dia bertujuan untuk meningkatkan kekebalan bagi anak maupun dewasa terhadap bahaya penyakit Difteri, sebab bahaya bakteri Corynebacterium diptheriae akan mengeluarkan racun difteri yang bisa membuat peradangan otot jantung dan akhirnya menyebabkan kematian.
“Pengobatannya yaitu rawat inap di ruangan isolasi, pemberian antibiotik, dan jika perlu diberikan anti racun difteri atau Anti Difteri Serum,” pungkasnya.
Sedangkan untuk mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan adanya masyarakat yang tidak mengetahui atau ketinggalan atau belum mendapatkan imunisasi tersebut dinkes melalui Puskesmas di wilayah masing-masing akan melakukan sweeping yang dibantu oleh instansi terkait.(Dwi)

Tags: