Imunisasi MR Putus Virus Campak-Rubella

Isteri Bupati Mojokerto Ikfina Kamal Pasa bersama Wabup Pungkasiadi dan Kadis Kesehatan Kab Mojokerto melihat langsung imunisasi MR di SDN Ngarjo, Kec Mojoanyar, Selasa (1/8). [kariyadi/bhirawa]

Kab Mojokerto, Bhirawa
Imunisasi Measles Rubella (MR) yang digelar serentak secara nasional merupakan langkah memutusĀ  penularan virus campak dan rubella bagi anak usia 9 bulan hingga kurang dari 15 tahun. Efektifitas imunisasi MR ini secara medis dipastikan tanpa pertimbangan status imunisasi sebelumnya.
”Imunisasi MR diberikan pada anak usia 9 bulan sampai kurang dari 15 tahun, tanpa mempertimbangkan status imunisasi sebelumnya. Sifatnya wajib dan tidak memerlukan individual informed consent (pemberitahuan persetujuan pribadi). Imunisasi ini adalah upaya memutus transmisi penularan virus campak dan Rubella,” ujar Wakil Bupati Mojokerto, Pungkasiadi, pada acara Pencanangan Measles Rubella yang dipusatkan di SDN Ngarjo, Kec Mojoanyar, Kab Mojokerto, Selasa (1/8).
Sementara itu, dari data statistik yang disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto, Didik Chusnul Yakin, tercatat ada 247.198 anak usia 9 bulan hingga 15 tahun. Tenaga yang disiapkan untuk imunisasi ini berjumlah 922 orang terdiri dari dokter, bidan dan perawat, 3.877 orang kader serta jumlah Pos Pelayanan (Posyandu, PAUD, TK, SD/MI, SMP/MTs) sebanyak 3.126.
Didik juga menginfromasikan bahwa pelaksanaan imunisasi massal MR, dilaksanakan di seluruh wilayah Kab Mojokerto (18 kecamatan: 299 desa dan 5 Kelurahan) dan dibagi dalam dua fase.
”Imunisasi massal MR dilaksanakan di seluruh wilayah Kab Mojokerto. Pelaksanaannya sendiri dibagi dalam dua fase (Tahun 2017 di Pulau Jawa dan tahun 2018 di luar Pulau Jawa). Fase pertama di seluruh sekolah PAUD, TK, SD/MI/sederajat, SDLB dan SMP/MTs/sederajat dan SPMLB sepanjang Agustus 2017. Fase kedua untuk anak-anak di luar sekolah usia 9 bulan hingga kurang dari 15 tahun di berbagai fasilitas pelayanan kesehatan sepanjang September 2017,” urai Didik.
Imunisasi massal MR ini dilaksanakan dalam kurun waktu dua bulan penuh di masing-masing daerah termasuk sweeping. Atau dengan kata lain dilakukan untuk menjangkau sasaran yang belum diimunisasi karena sakit, sedang bepergian, orangtua sibuk atau alasan lainnya.
Indonesia berkomitmen untuk mencapai eliminasi campak dan pengendalian Rubella/Congenital Rubella Syndrome (CSR) tahun 2020. Target itu belum tercukupi hanya dengan imunisasi campak rutin saja (Hasil Surveilans dan Cakupan Imunisasi). Maka diperlukan kampanye imunisasi tambahan sebelum introduksi vaksin MR ke dalam imunisasi rutin.
Sebelumnya Gubernur Jatim, Soekarwo, ingin agar Jatim menjadi provinsi terdepan bebas campak dan Rubella, dengan angka cakupan imunisasi minimal massal 95% bahkan 1001%. Hal ini pun telah pernah Ia sampaikan saat mengumpulkan bupati/walikota se-Jawa Timur bersama Kepala Dinas Kesehatan dan Kepala Dinas Pendidikan 21 Juli 2017 lalu. [kar]

Tags: