In Memoriam Agus Mulyono, Security Harian Bhirawa

Agus Mulyono semasa hidup saat ikut berpartisipasi dalam pengamanan acara HUT Harian Bhirawa di Alun-alun Sidoarjo.

Meninggal karena Angin Duduk, Sosok Karyawan yang Sabar dan Suka Menolong
Kota Surabaya, Bhirawa
Innalillahi Wainna Ilaihi Rojiun. Keluarga besar Harian Bhirawa berduka. Salah seorang security terbaiknya, Agus Mulyono, dipanggil Sang Khaliq untuk selamanya. Kabar meninggalnya yang mendadak membuat duka yang mendalam bagi seluruh karyawan. Sebab sebelumnya dia masih terlihat sehat dan segar bugar dan sempat memberi makan kucing yang biasa di kantor Harian Bhirawa.
Pagi itu sekitar pukul 04.30 WIB, telepon kantor Harian Bhirawa berdering dengan kencang. Tak biasanya telepon itu berbunyi sepagi itu. Dengan sedikit kaget, Akhmad Muhdlor Daniyal, security yang bertugas pada, Rabu (10/7), mengangkatnya dengan rasa khawatir terdengar kabar kurang baik.
Dan benar rasa khawatir Dani, adik Agus Mulyono yang bernama M Sokip mengabarkan jika kakaknya meninggal dunia sekitar pukul 03.00 WIB. Usai mendapatkan kabar duka itu, Dani lantas menyebarkannya di grup Whatsapp. Ada yang tidak percaya dengan kabar tersebut. Sebab sebelumnya Pak Agus, sapaan karib Agus Mulyono, masih terlihat sehat dan segar bugar.
Menurut mertua Pak Agus, Mustaqim, meninggalnya Pak Agus sangat mengagetkan seluruh keluarga. Karena sosok yang dikenal sangat sabar itu tidak menderita sakit apa-apa. Hanya sebelumnya dia merasakan masuk angin dan sempat muntah.
“Malam sebelum meninggal, Agus memang tidur dilantai tidak menggunakan baju. Sempat saya larang agar pindah di tempat tidur tapi dia tidak mau. Dugaannya Agus meninggal dunia karena angin duduk,” ujar Mustaqim, kepada keluarga Harian Bhirawa yang melayat ke rumah duka di Desa Modong, Kecamatan Tulangan, Kabupaten Sidoarjo.
Mustaqim menceritakan, sosok Pak Agus adalah sosok yang hobi bekerja. Sang istri, Sirotin Nuro sering mengingatkan agar Pak Agus beristirahat saat sedang off bertugas. Namun ada saja yang dilakukan Pak Agus untuk beraktivitas.
“Ini yang memasang kramik seluruh rumah adalah Agus sendiri. Dia memang tidak mau diam. Orangnya suka bekerja. Selama ini tidak ada riwayat sakit apa-apa. Makanya seluruh keluarga kaget dan tidak percaya,” ungkapnya.
Tak hanya keluarga yang merasa kehilangan, keluarga besar Harian Bhirawa juga merasakan hal yang sama. Pak Agus adalah sosok orang yang sangat membantu dan ringan tangan. Saat dimintai tolong, tidak pernah menolak.
“Pak Agus itu orangnya tidak pernah bantah. Saat ditegur karena kurang tepat saat bertugas, dia hanya diam dan mendengarkan arahan. Saat dimintai tolong selalu siap tidak pernah bantah atau menolak. Siapa saja yang meminta tolong pasti ditolong. Orangnya juga ramah pada semua orang,” kata Pimpinan Umum Harian Bhirawa, Nawang Esthi Lestari.
Kebiasaan yang paling terkesan bagi seluruh karyawan adalah suka merebus ubi dan membuat kopi untuk teman-temannya di Harian Bhirawa. Terkadang, ayah dari Muhammad Ryo Ferdyansyah ini juga membawa pisang untuk dimakan bersama-sama.
Di Harian Bhirawa, Pak Agus yang menjadi security sejak April 2007 ini juga mendapat panggilan unik. Sehari-hari dia dipanggil Paskepret Agus Mulyono karena selalu memakai baju safari seperti Paspampres. Dengan tubuh yang tinggi dan besar, Pak Agus memang terlihat gagah saat memakai baju safari berwarna hitam. Makanya, karyawan Harian Bhirawa memberikan julukan Paskepret, plesetan dari kata Paspampret.
Sementara itu, Manager HRD Harian Bhirawa, Wahyu Kuncoro mengatakan, Pak Agus adalah karyawan yang patuh terhadap aturan perusahaan. Dia hampir tidak pernah mendapat teguran karena memang orangnya sangat disiplin. Saat tidak masuk kerja, selalu memberitahu rekannya agar tukar sift.
“Pak Agus itu security yang paling sering mengganti sift sesama security saat berhalangan hadir. Tak heran jika keluarganya menyebut dia tipe pekerja keras. Yang paling banyak disenangi teman-teman adalah orangnya suka berbagi. Saat ada rejeki suka berbagi,” ujar Wahyu.
Selamat jalan Pak Agus, semoga amal ibadahmu diterima Allah SWT. Kami yakin, Allah SWT akan menempatkan Pak Agus di surga-NYA yang indah. Pak Agus adalah suri tauladan bagi kami, karyawan Harian Bhirawa. [Zainal Ibad]

Tags: