Incar Peluang Serapan Tenaga Kerja di Kawasan Industri

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa melihat maket kawasan industri berinfrastruktur skala internasional JIIPE di Manyar, Gresik.

Tampung 83 Persen Tenaga Kerja Lokal
Pemprov, Bhirawa
Hadirnya kawasan industri baru yang terintegrasi diharapkan dapat menjadi peluang bagi angkatan kerja di Jatim untuk memenuhi ketersediaan tenaga kerja. Terlebih pada kawasan industri yang terintegrasi dengan infrastruktur yang memadahi.
“Ini menjadi bagian penting, karena 29,4 persen pertumbuhan ekonomi Jatim di support dari industri,” ujar Gubernur Khofifah usai melihat dari dekat kawasan industri berinfrastruktur skala internasional JIIPE di Manyar, Gresik, Kamis (22/8).
JIIPE di bangun dengan infrastruktur berskala internasional diatas lahan seluas 3.000 hektar, di Jalan Raya Manyar KM 11 Manyarejo, Sidorukun, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik.
Keberadaan JIIPE menjadi destinasi investasi paling strategis di Jatim dan Indonesia. Areal mega proyek ini dibangun dan dikembangkan bersama oleh Pelindo 3 & AKR Corporindo Tbk.
Didukung oleh infrastruktur lengkap yang dibutuhkan oleh industri. Terhubung langsung ke pelabuhan laut dalam, jalur kereta dan akses tol serta jalur distribusi barang untuk pasar domestik dan internasional akan semakin pendek.
Lebih lanjut Khofifah menambahkan, untuk menjajaki kebutuhan SDM termasuk tenaga kerja dengan keahlian khusus, akan dilakukan sinergitas bagi sekolah di tingkatan SMA/SMK serta Diploma dan S1 bisa magang di perusahaan-perusahaan yang ada di lokasi tersebut.
“Bagi Pemprov Jatim, JIIPE yang berproses untuk menjadi kawasan industri terintegrasi dengan fasilitas, pelabuhan, perumahan, wisata dan perhotelan bisa bekerja sama dalam proses rekrutmen pemenuhan tenaga kerja,” terangnya.
Areal ini berdiri dengan komposisi peruntukan seluas 1.761 hektar untuk kawasan industri, 800 hektar untuk perumahan dan dilengkapi dengan pelabuhan seluas 400 hektar.
“Di areal ini perusahaan industri akan merasakan langsung efisiensi biaya logistik dalam memproduksi barang yang semakin kompetitif,” tambah perempuan pertama yang menjabat Gubernur Jatim ini.
Selain infrastruktur yang memadahi, Khofifah menyebutkan bahwa kawasan ini juga dilengkapi pembuangan limbah yang dapat dikontrol dengan muda.
Hal yang terpenting, limbah dipastikan tidak dibuang ke laut karena ada sistem pengawasan yang terintegrasi. Termasuk koneksitas dengan daerah lain yang dekat seperti Surabaya, Sidoarjo dan Lamongan.

Tampung 83% Tenaga Kerja Lokal
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Direktur JIIPE, Bambang Soetiono mengatakan, dari keseluruhan tenaga kerja di JIIPE, sebanyak 83% diantaranya adalah tenaga kerja lokal. Tidak hanya itu, untuk menyejahterakan masyarakat sekitar, dirinya juga telah menghimbau kepada para tenant untuk menggunakan tenaga kerja lokal.
“Kita juga sudah melakukan MoU dengan 3 Desa, yakni Manyarejo, Manyar Sidorukun, dan Manyar SIdomukti, untuk menggunakan tenaga kerja lokal. Kemudian, bekerjasama dengan Pondok Pesantren Qomaruddin untuk melakukan training, dan lulusannya kami tampung di JIIPE,” tegasnya.
Bambang Sutiyono juga mengatakan, pihaknya meminta kepada ke Pemprov Jatim untuk mendukung transportasi, yakni rel kereta api yang terkoneksi dengan Petrokimia. Juga untuk kebutuhan air bersih yang rencananya dari sumber air Umbulan dari Pasuruan, terangkai ke Surabaya dan Gresik.
Hadir dalam kesempatan ini, beberapa kepala OPD di lingkup Pemprov Jatim, yakni Kepala Disperindag, Kepala Disnaker dan Transmigrasi, Kepala Dinas Lingkungan Hidup, serta Kepala Biro Perekonomian Jatim. Hadir pula para pimpinan serta karyawan JIIPE, serta para wartawan dari berbagai media. [tam]

Tags: