Indeks Risiko Bencana Jatim Turun

Sekdaprov Jatim, Heru Tjahjono memastikan kesiap siagaan mulai dari Makanan (logistik), alat-alat, relawan di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim, (7/1) Pagi. [oki abdul sholeh]

BPBD Jatim, Bhirawa
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jatim, Suban Wahyudiono mengungkapkan Indeks Risiko Bencana (IRB) Jatim mengalami penurunan setiap tahunnya. Sebab, di 2018 IRB Jatim berada di angka 152,7 poin. Sedangkan di 2019 turun 14 poin ke angka 138.
“Jatim oleh BNPB ditetapkan lima tahun terakhir itu indeks risiko bencana-nya (IRB) tinggi karena selalu berada di atas angka 144 poin, tapi pada tahun 2019 turun ke tingkat sedang berada di angka 138,” jelas Suban saat mendampingi rombongan Sekdaprov Jatim di Kantor BPBD Jatim, Selasa (7/1).
Suban memaparkan, pada 2015 IRB Jatim berada di angka 171 poin. Kemudian pada 2016 turun ke angka 169, tahun 2017 turun lagi ke angka 166, dan pada tahun 2018 turun ke 152, terakhir pada tahun 2019 turun ke angka 138.
“Investor asing kalau mau masuk ke Jatim itu pasti tanya dulu IRB nya Jatim berapa. Karena apabila IRB nya tinggi mereka tidak jadi investasi, takut tidak tanggap dan siaga bencana,” ucap Suban.
Penurunan angka IRB tersebut, sambung Suban merupakan perintah dari Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa dan Sekdaprov Jatim, Heru Tjahjono yang juga merangkap sebagai Kepala BPBD Jatim.
“Di awal 2018 ada perintah IRB harus diupayakan turun agar investor masuk dengan senang hati karena aman. Kita mengumpulkan 38 kabupaten kota melalui Bakorwil untuk melakukan pengukuran indeks ketahanan daerah (IKD) di masing-masing daerah,” pungkasnya.
Ditemui ditempat yang sama Sekdaprov Jatim, Heru Tjahjono memastikan kesiapan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim mengantisipasi bencana hidrometereologi. Ini terlihat dari pengecekan semua peralatan dan logistik yang dilakukan di Kantor BPBD Jatim.
“Makanan (logistik), alat-alat, relawan sudah siap semuanya. Kami juga melakukan koordinasi dengan aparatur, seperti Dandim, Danramil di bawah Pangdam V Brawijaya. Dan unsur kepolisian mulai dari Kapolsek di bawah Kapolres,” kata Heru Tjahjono.
Koordinasi ini, sambung Heru, dilakukan juga dengan Panglima Divisi Infanteri (Pangdivif) 2 Kostrad. Sehingga jika terjadi bencana, mereka mengerahkan seluruh pasukannya dan seluruh aparatnya untuk membantu di daerah terdampak bencana. Termasuk dukungan peralatan kesehatan yang sewaktu-waktu dibutuhkan.
“Semua persiapan sudah aman sampai BPBD Kabupaten/Kota di Jatim. Kami juga koordinasi dengan Dinas Kesehatan untuk menyiapkan apabila terjadi hal yang tidak diinginkan,” tegasnya.
Heru yang juga selaku Kepala BPBD Jatim ini sudah menyiapkan anggaran untuk bantuan makanan dan kesehatan bagi masyarakat terdampak bencana. Hal itu diakui Heru sudah diminta oleh Gubernur Jatim.
Bantuan makanan ini, sambung Heru, dibutuhkan sebagai langkah awal membantu korban terdampak bencana. Sehingga masyarakat yang terdampak bencana bisa makan dulu dan dipulihkan kesehatannya. Baru selanjutnya memulihkan infrastruktur yang terdampak bencana.
“Hal pertama kami lakukan adalah menyiapkan makanan dan kesehatan bagi masyarakat terdampak. Supaya mereka makan dulu dan sehat. Setelah saya coba, makanan siap saji untuk korban terdampak bencana ini sangat enak dan sangat layak dikonsumsi,” ungkap Heru.

Tagana Siapkan Dapur Umum
Ditempat yang sama di BPBD Jatim, Dinas Sosial Jatim dengan taruna siaga bencana (tagana) memperlihatkan kesiapan dapur umum dengan membawa dua unit truk. Sekdaprov Jatim, Heru Tjahyono didampingi Kadinsos Jatim, Alwi juga Kepala BPBD Jatim Suban juga mengincip langsung masakan buatan para tagana tersebut.
“Rasanya enak”, kata-kata itu yang dilontarkan Sekdaprov Jatim, Heru Tjahyono. Saat itu, tagana memasak masakan sederhana yang cepat saji berupa ayam goreng, tumis tahu kacang panjang, dan sambal. Masakan tagana juga meraih pujian dari mereka yang turut merasakan masakan tersebut.
Dalam kesempatan itu, Heru mengatakan pada tagana yang ada di dapur umur, ketika terjadi bencana yang pertama adalah pemenuhan kebutuhan makanan yang diberikan pada korban bencana alam. “Makanan yang diberikan itu kalau bisa memakai beras premium,” ujarnya.
Dapur umum yang dipersiapkan memenuhi kebutuhan gizi, ada lauk dan sayur. Menu yang diberikan pada korban bencana beragam. Dinsos Jatim, standby dua unit berupa mobil, sedangkan kalau di kabupaten/kota sudah ada unit dapur umum, truk evakuasi, dan lainnya.
Sebelumnya, Kepala Dinsos Jatim, Alwi menyampaikan, kalau pihaknya bersama tagana tetap selalu bersiaga dalam membantu korban bencana, tentunya melalui komando dari BPBD Jatim. [bed.rac]

Rate this article!
Tags: