Indeks Tendensi Konsumen Provinsi Jawa Timur Triwulan Pertama Naik

(Diperkirakan Triwulan II Lebih Tinggi)

Pemprov Jatim, Bhirawa
Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Jawa Timur pada Triwulan I-2019 tercatat sebesar 105,44 menggambarkan kondisi ekonomi konsumen masih optimis walaupun pada tingkat yang lebih rendah dibanding Triwulan IV-2018, tingkat optimisme triwulan sebelumnya mencapai 113,83.
Kepala BPS Jatim, Teguh Pramono menyampaikan, dibanding ITK Triwulan IV-2018, lebih tinggi 8,39 poin. Meskipun lebih rendah, indeks di atas 100 mencerminkan optimisme konsumen. “Pada periode Januari-Maret 2018 masa kampanye pilpres/pileg dan rencana pembayaran rapel ASN sebelum pelaksanaan pungutan suara 17 April 2019 cukup membangkitkan optimisme konsumen,” katanya, Senin (13/5) kemarin.
Dijelaskannya, seluruh variabel pembentuk ITK Triwulan I-2019 pada posisi di atas 100 (optimis), namun optimisme seluruh variabel pembentuk ITK ini lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya. Variabel Indeks Pendapatan Kini sebesar 101,76 menurun sebesar -10,68 poin dibanding Triwulan IV-2018. Indeks ini masih terjaga optimismenya berkat rencana kenaikan gaji pokok ASN sebesar 5 persen dan digelontorkannya bantuan bantuan sosial menjelang pilpres. “Inflasi yang relatif rendah pada periode ini (Januari 0,34 persen), (Februari -0,18 persen) dan (Maret 0,16 persen) juga membuat optimisme konsumen terjaga pada level diatas 100,” paparnya.
Sehingga, lanjutnya, optimisme pada dua variabel diatas berimbas pada optimisme indeks Volume Konsumsi Barang dan Jasa (109,87), walaupun tercatat sedikit menurun (-4,89 poin) dibanding triwulan sebelumnya.
Dijelaskannya, untuk penurunan indeks volume konsumsi terjadi pada seluruh komponen kecuali Pendidikan (120,96) bisa dipahami bahwa pada periode ini persiapan ujian nasional pada jenjang SD,SMP, dan SMA/SMK.
Terdapat dua komponen dengan indeks di bawah 100, rekreasi/hiburan (97,39) dan Akomodasi (91,69).
Komponen Akomodasi sejak triwulan sebelumnya sudah berada dibawah 100 (98,01), artinya pada triwulan ini semakin menukik. Hal ini disebabkan oleh naiknya harga tiket penerbangan. Tercatat tiket penerbangan naik sebesar 30-50 persen pada awal tahun dan menyebabkan turunnya penumpang hingga 18, 5 persen. “Naiknya harga tiket penerbangan juga memukul bisnis akomodasi yang menyatakan bahwa jumlah tamu menginap juga anjlok,” katanya.
Indeks tertinggi variabel volume konsumsi tercatat pada komponen Bahan Makanan (129,50), Pendidikan (120,96) dan Makanan/Minuman Jadi (117,44). Acara-acara yang berkaitan dengan kampanye capres dan caleg membuat komponen Bahan Makanan dan Makanan/ Minuman Jadi masih terjaga optimismenya. Sementara komponen lainnya juga masih di atas 100, komponen Pembelian Pulsa (113,28), Transportasi (113,54), Pakaian (104,19), dan komponen Perawatan Kesehatan/Kecantikan (100,86).
Sementara itu, pada Triwulan II-2019, ITK Jawa Timur diperkirakan sangat optimis (125,12) , lebih tinggi 19,68 poin dibanding ITK Triwulan I-2019. Besaran ITK tersebut didasarkan atas perkiraan Indeks Pendapatan Rumah Tangga mendatang yang meningkat menjadi 133,72.
Kenaikan indeks Pendapatan Mendatang diperkirakan karena cairnya THR bagi ASN dan buruh, sementara karyawan mendapatkan bonus-bonus. Kenaikan pendapatan ini berdampak pada meningkatnya indeks Pembelian Barang Tahan Lama yang diperkirakan mencapai 110,05.
Dibandingkan nasional, ITK Triwulan I-2019 Jawa Timur (105,44) lebih Tinggi dibanding Nasional (104,35), begitu pula perkiraan Triwulan II-2019 ITK Jawa Timur (125,12) lebih tinggi dibanding Nasional (120,90).
Sementara, jika dibandingkan dengan provinsi-provinsi di Pulau Jawa, ITK Triwulan I-2019 Jawa Timur menempati posisi ketiga (105,44). Posisi pertama diduduki oleh DI Yogjakarta (115,55), posisi kedua adalah Banten (111,22), keempat adalah Jawa Tengah (104,59), kelima Jawa Barat (104,01), dan posisi terakhir ditempati DKI Jakarta (103,94).
Perkiraan ITK Triwulan II-2019 Provinsi Jawa Timur (125,12) menempati posisi keempat dibanding provinsi lain di Pulau Jawa. Banten (127,96) pada posisi pertama, disusul Jawa Tengah kedua (126,83), posisi ketiga DI Yogjakarta (126,65), kelima Jawa Barat (124,04) dan pada posisi terakhir DKI Jakarta dengan ITK sebesar 116,51. [rac]

Tags: