Indonesia Butuh Kepemimpinan Kuat

Foto Ilustrasi

Indonesia ke depan membutuhkan kepemimpinan yang kuat untuk mewujudkan keadilan hukum, penegakan Hak Asasi Manusia (HAM), dan pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno memiliki kriteria kepemimpinan kuat dalam upaya wujudkan cita-cita keadilan hukum tersebut. Hukum sebagai sebuah produk maupun praktek penegakan hukum harus bisa mendekati keadilan yang dirasakan masyarakat. Dalam penanganan kasus terorisme, dia menilai stigma yang ditujukan kepada kelompok tertentu harus dilepaskan karena tidak adil penyematan tersebut.
Kasus penembakan dan pembunuhan di Papua yang masih dikategorikan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) padahal tindakannya sudah bisa dikategorikan terorisme.
Karena itu penanganannya harus lebih serius sehingga tidak boleh disematkan label KKB tersebut karena itu perlu penanganan berbeda.
Selain itu, komitmen Prabowo-Sandi membuat sistem meritokrasi dalam rekrutmen penegak hukum karena selama ini yang diangkat banyak yang tidak berdasarkan prestasi, kemampuan, dan kapasitas.
Kalau kualitas penegak hukum baik maka tidak ada kekacauan dalam penegakan hukum di Indonesia karena instruksi dikeluarkan sesuai aturan sehingga tidak ada distorsi kekuasaan dan kepentingan politik di dalamnya.
Distorsi kekuasaan dan kepentingan politik itu yang harus dihilangkan sehingga perilaku penegak hukum bisa memberikan kepercayaan bahwa proses hukum berjalan dengan prosedur dan peraturan yang berlaku.
Dalam pemberantasan Tipikor, perlu komitmen dalam penguatan peran Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), salah satunya dengan revisi UU nomor 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Namun, ide revisi itu malah dicurigai sebagai upaya pelemahan KPK padahal sebenarnya justru penguatan institusi tersebut salah satunya dengan perkuat sistem pencegahan.

Yahd Abdi Harahap
Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN)

Rate this article!
Tags: