Indonesia Kekurangan Tenaga Pelabuhan Bersertifikat Internasional

192568_petugas-pelindo-pantau-aktivitas-bongkar-muat-di-pelabuhan-belawan_663_382Jakarta, Bhirawa
Ketua Tim Kerja Pengembangan Sistem Logistik Nasional (Sislognas), Eddy Putra Irawandi mengatakan indonesia masih kekurangan tenaga terampil bersertifikasi internasional di bidang pelabuhan, sehingga banyak posisi kerja harus diisi orang asing meskipun tenaga lokal mampu melakukannya.
“Bahkan untuk tenaga penarik tali kita impor dari Filipina dan Bangladesh,” katanya di Jakarta, Selasa.
Ia menambahkan besaran gaji yang diterima oleh para “tenaga impor” tersebut tidak sedikit dan jauh di atas honor yang diterima pekerja kita.
“Mereka bisa terima gaji hingga 1.600 Dolar AS per bulan, sementara orang-orang Indonesiaa sebulan di posisi yang sama paling cuma menerima 300-500 Dolar AS,” kata pria yang juga menjabat sebagai Deputi Menko Perekonomian Bidang Perniagaan dan Kewirausahaan itu.
Ia menjelaskan perbedaan besaran gaji tersebut disebabkan tenaga terampil Indonesia belum bersertifikasi internasional.
“Meskipun dia jago, tapi kalau tidak memiliki sertifikasi internasional, akan sulit menjual dirinya,” katanya.
Kurangnya sumber daya manusia bersertifikasi di bidang ini, katanya, menjadi hal paling penting selain sarana dan prasarana guna mewujudkan sistem logistik nasional yang berkesinambungan.
“Sdm di berbagai bidang, baik dari manajemen tenaga, manajemen pelabuhan, manajemen bongkat muat, pergudangan, transportasi, hingga pengangkut tali,” katanya.
Oleh karena itu dia mengatakan, pihaknya telah melakukan kerja sama dengan sejumlah penyelenggara pendidikan di luar negeri untuk membuat pendidikan bersertifikat.
“Kami sudah bekerjasama dengan London, Unilever dan lain-lain,” katanya. [ant.ira]

Tags: