Indonesia Miliki Lembaga Pendidikan Islam Terbesar

Menteri Agama RI, Lukman Hakim Syaifuddin, Wakil Gubernur Jatim, H Saifullah Yusuf menghadiri Haul ke 34, KH Abdul Hamid, di Ponpes Salafiyah, Kota Pasuruan, Senin (21/12). [Bhirawa/Hilmi Husain]

Menteri Agama RI, Lukman Hakim Syaifuddin, Wakil Gubernur Jatim, H Saifullah Yusuf menghadiri Haul ke 34, KH Abdul Hamid, di Ponpes Salafiyah, Kota Pasuruan, Senin (21/12). [Bhirawa/Hilmi Husain]

Kota Pasuruan, Bhirawa
Kementerian Agama (Kemenag) RI mencatat jumlah lembaga pendidikan Islam di Indonesia mencapai 300.270 lembaga. Bahkan capaian tersebut merupakan jumlah terbesar di dunia. Menteri Agama RI, Lukman Hakim Syaifuddin menyampaikan dengan banyaknya lembaga pendidikan Islam di Indonesia itu diharapkan akan mampu menciptakan serta memperkokoh karakter Bangsa Indonesia sebagai bangsa beradab dan bertoleransi tinggi.
“Total lembaga pendidikan Islam di Indonesia sebanyak 300.270 lembaga. Itu mulai dari Raudlatul Athfal hingga perguruan tinggi. Sekaligus di antaranya sebanyak 27.290 pondok pesantren yang tersebar di seluruh tanah air. Besaran jumlah itu terbesar di dunia,” ujar Lukman Hakim Syaifuddin saat menghadiri haul ke 34 KH Abdul Hamid di Pondok Pesantren Salafiyah, Kota Pasuruan, Senin (21/12).
Adapun sebanyak 300.270 lembaga pendidikan Islam di Indonesia itu rinciannya adalah 675 perguruan tinggi, termasuk sebanyak 55 perguruan tinggi berstatus negeri. Madrasah dari berbagai tingkatan mulai dari diniyah hingga aliyah, sebanyak 75.199 lembaga. Sedangkan jumlah siswa dan mahasiswa yang berada di lembaga pendidikan berbasis agama islam tersebut mencapai 24.126.727 jiwa.
“Tantangannya saat ini adalah membangun sebuah karakter Bangsa Indonesia dari banyaknya anak didik yang tergolong besar. Tapi, peran itu tidak terlepas dari para alim ulama dan para pengasuh pondok pesantren di Indonesia. Terutama menjadikan santri yang berkemampuan dengan dilandasi keimanan dan ketaqwaan,” kata Lukman Hakim Syaifuddin.
Karenanya, peran ulama tetap akan menciptakan dan mengokohkan karakter Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang berkepribadian dan memiliki toleransi yang tinggi. Namun tetap memiliki kemampuan serta keunggulan di bidang keilmuan.
Menanggapi hal itu, Wakil Gubernur Jawa Timur, H Saifullah Yusuf menyatakan Pemerintah Propinsi Jawa Timur sudah memberikan perhatian yang besar untuk pengembangan dan peningkatan kualitas lembaga pendidikan islam. Antara lain program yang dijalankan, misalnya dengan bea siswa santri hingga menyekolahkan tenaga pengajar di madrasah-madrasah.
“Pemerintah Propinsi Jatim menginginkan serta mencetak santri yang hafal Al Quran dan ahli matematika serta ahli dibidang keilmuan lainnya. Tentu kami mengajak kementerian agama, berjalan seiring membangun karakter bangsa,” kata Gus Ipul panggilan akrabnya.
Haul ke 34 KH Abdul Hamid di Pondok Pesantren Salafiyah Kebonsari, Kota Pasuruan dipadati ratusan ribu jamaah yang datang dari berbagai penjuru Indonesia. Besaran itu setara quota jamaah haji Indonesia yang mencapai 200.000 lebih. Bahkan, membludaknya jamaah haul membuat sejumlah jalan di Kota Pasuruan ditutup sementara yakni Jl KH Wachid Hasyim, JL KH Abd Hamid dan seputaran alun-alun Kota Pasuruan.
Meski tiga ruas jalan ditutup, namun kemacetan tetap terjadi di banyak jalan. Karena padatnya arus lalu lintas serta puluhan ribu kendaraan dari berbagai jenis mulai bus, pickup hingga mobil pribadi maupun motor yang kesulitan mencari tempat parkir terdekat dengan lokasi haul. “Belian (Mbah Hamid) merupakan sosok ulama alim dengan berbudi yang santun dan mengetahui kejadian yang belum terjadi. Makanya, sifat itu jadi panutan masyarakat luas,” kata M Shomat, jamaah asli Banyuwangi. [hil]

Tags: