Indonesia Pertama Kali Kirim Atlet Paracycling

Jakarta, Bhirawa
Indonesia mencetak sejarah dengan untuk pertama kalinya mengirimkan atlet ‘paracycling’ ke Kejuaraan Asian Cycling Championship (ACC) 2017 di Bahrain, 22 Februari dan Muhammad Fadli pebalap yang mendapatkan kepercayaan dari PB ISSI.
Ketua Umum PB ISSI Raja Sapta Oktohari di Jakarta, Selasa mengatakan pihaknya akan mendukung penuh kiprah pebalap yang sebelumnya merupakan pebalap motor nasional itu turun pada kejuaraan bergengsi di level Asia ini.
“Ini adalah sejarah karena Indonesia mengirimkan atlet paracycling ke sana (kejuaraan Asia). Semoga dengan mengirimkan atlet ke kejuaraan internasional akan menjadi motivasi atlet paracycling Indonesia lain muncul,” katanya di sela pengukuran sepeda.
Muhammad Fadly terbilang beruntung. Selain mendapatkan dukungan penuh PB ISSI, pebalap yang kehilangan kaki kirinya saat turun di balapan motor ini juga mendapatkan dukungan dari donatur dengan memberikan satu set sepeda dengan merk Look yang cukup dikenal itu.
Sepeda khusus ‘time trial’ yang diberikan oleh Technobike ini kondisinya baru sehingga harus dilakukan penyesuaian oleh Muhammad Fadly. Proses pengukuran sendiri dengan menggunakan sistem komputerisasi sehingga sepeda yang bakal digunakan sesuai dengan karakter pebalap.
Pengukuran sendiri meliputi panjang jenjang kaki, rentang tangan hingga panjang punggung atlet. Hal ini dilakukan karena sepeda yang digunakan pada nomor Individual time trial ini berbeda dengan sepeda balap pada umumnya. Sepeda yang diberikan tertipis di kelasnya dan memiliki ‘aerodinamis’ yang bagus.
“Kenapa kami mendukung Fadly, Karena dia punya potensi. Saya sudah kenal cukup lama dengan dia, saat dia masih turun di balap motor. Semoga dengan dukungan ini Fadly bisa meraih hasil yang terbaik,” kata Pemilik technobile’, Micky Kusuma Chandra.
Sesuai dengan rencana, pebalap berusia 32 tahun ini akan turun di kelas C4 atau kategori cacat kaki di bawah lutut. Saat ini Fadly terus digenjot latihan di bawah asuhan Ketua Komisi Paracycling PB ISSI Puspita Mustika Adya. Fokus latihan saat ini adalah meningkatkan ketahanan dari pebalap.
“Saya ketemu Fadly baru dua bulan. Memang belum lama. Tapi saya optimis dengan kemampuan dan semangat dia untuk meraih prestasi. Saat ini kecepatan rata-ratanya juga terus mengalami peningkatan (37-38 km/jam),” katanya saat dikonfirmasi.
Sementara itu, Muhammad Fadly mengaku bangga mendapatkan kesempatan untuk turun pada kejuaraan internasional. Apalagi pada kejuaraan ini hanya dirinya yang menjadi wakil Indonesia. Pihaknya mengaku termotivasi untuk giat berlatih sebelum berangkat ke Bahrain.
“Ini membangkitkan semangat saya lagi untuk berkompetisi. Memang saya dulu pebalap motor. Namun karena kecelakaan mengubah semuanya. Melalui sepeda saya akan berusaha untuk kembali,” kata Muhammad Fadly dengan penuh optimistis. [ira.ant]

Tags: