Indonesia Sehat 2025 Harus Tercapai di Malang Raya

Suasana Rapat Pengurus YJI Malang Raya di Rupatama Balaikota Among Tani, Jumat (26/1)

Kota Batu, Bhirawa
Sebanyak 4 persen dari total jumlah penduduk di Malang Raya (Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu) merupakan i penderita penyakit jantung. Ketua Yayasan Jantung Indonesia (YJI) Cabang Malang Raya, Dewanti Rumpoko mengajak seluruh warga untuk berperan serta dalam upaya giat preventif atau pencegahan penyakit jantung.
Orang nomor satu di Pemkot Batu ini berharap Indonesia Sehat di tahun 2025 juga bisa direalisasikan di Malang Raya. “Dengan fokus dalam upaya preventif dan promotif, maka kita punya tugas untuk menyadarkan masyaraat terutama di Malang Raya untuk bisa hidup sehat, terutama bebas rokok,” ujar Dewanti saat dikonfirmasi, Sabtu (27/1).
Untuk memaksimalkan upaya preventif terhadap penyakit jantung ini, katanya, pengurus YJI Malang Raya harus mampu menggaet anggota muda. Karena fakta di lapangan, penyakit jantung tidak menunggu usia senja saja.
“Saya tahu sendiri, ada penderita penyakit jantung yang meninggal usia 20 tahun. Jadi penyakit ini tidak menunggu usia tua. Hal ini bisa bisa dsebabkan faktor gaya hidup dan pola makan,” tambah Dewanti.
Diketahui YJI Malang Raya telah melaksanakan Tapat Pengurus yang dilasanakan di Rupatama Balai Kota Among Tani, Jumat (26/1). Saat itu para pengurus diminta untuk bisa mengoptimalkan Klub Senam Jantung Sehat untuk mengajak peserta senam sebanyak-banyaknya. Terlebih para pemuda yang notabene sulit untuk diajak gaya hidup sehat.
Ditambahkan Wakil Ketua YJI Malang Raya, Prof. Dr. dr. Djanggan Sargowo, sepanjang 2017 lalu YJI Malang Raya telah mengeluarkan dana sekitar Rp 1 miliar untuk biaya operasi jantung. Adapun di Malang Raya ada 8 pasien operasi jantung. Dan 5 di antaranya merupakan anak di bawah usia 7 tahun. “Seluruh pasien ditangani di RS Jantung Harapan Kita dan RS Siloam Jakarta,”ujar Djanggan.
Selain itu, saat ini ada 4 pasien penyakit jantung yang masuk daftar tunggu. Yakni pasien asal Ngajum Kabupaten Malang, Bumiaji Kota Batu, Pesanggrahan Kota Batu, dan Pandaan Pasuruan. Adapun biaya sekali operasi bisa mencapai Rp 250 juta. Angka ini belum termasuk biaya lain di luar operasi.
Mahalnya biaya pengobatan ini, lanjut Djanggan, maka prioritas YJI Malang Raya tidak lain untuk mempertajam perannya dalam mencapai Indonesia Sehat di 2025. Untuk itu harus ada upaya preventif dan promoter. Utamanya bahayanya penyakit jantung koroner dan jantung katup atau penyakit bawaan.
Fakta di lapangan, jantung bawaan terjadi pada keluarga kelas ekonomi bawah. Serta ibu hamil yang tidak mementingkan kebersihan dan gizinya.”Fokus preventif YJI juga diprioritaskan kepada para ibu hamil untuk lebih memproteksi janinnya. Karena jantung janin itu sudah mulai berdetak sejak usia 3 bulan kandungan,” pungkas Djanggan.(nas)

Tags: