Indonesia Siap Hadapi Gugatan Jepang

Muhammad Lutfi,

Muhammad Lutfi,

Jakarta, Bhirawa
Indonesia siap menghadapi gugatan Jepang apabila nantinya Negeri Matahari Terbit itu mengajukan keberatan ke World Trade Organization (WTO) terkait dengan penerapan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara.
“Kita mengharapkan yang terbaik, namun jika sampai ke “Dispute Settlement Body” atau bahkan nanti sampai ke Arbitrase, kita harus siap,” kata Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, seusai menghadiri Sosialisasi Permendag 70 tahun 2013, di Jakarta, Rabu.
Lutfi menjelaskan, saat ini memang masih belum terlihat langkah yang akan diambil oleh Jepang untuk melaporkan Indonesia ke WTO terkait penerapan undang-undang tersebut dimana Indonesia menghentikan ekspor mineral mentah kecuali sudah dilakukan pengolahan di dalam negeri terlebih dahulu.
“Meskipun langkah Jepang hingga saat ini belum terlihat, akan tetapi sudah ada tanda-tandanya,” ujar Lutfi.
Lutfi menambahkan, Indonesia akan menghormati langkah yang diambil oleh Jepang apabila nantinya diajukan ke WTO, mengingat hal itu masuk dalam peraturan internasional. Sementara Indonesia akan memberikan jawaban yang baik agar pihak yang merasa dirugikan mengerti atas keputusan larangan ekspor mineral mentah itu.
“Ini bukan sesuatu yang jelek, ini adalah bagian dari hukum internasional yang harus ditaati baik itu oleh Indonesia maupun Jepang,” ujar Lutfi.
Lutfi menambahkan, pihaknya sudah melakukan langkah koordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk menyiapkan hal-hal yang diperlukan apabila nantinya jepang membawa permasalahan ini ke WTO.
Bulan lalu, seperti diberitakan oleh Nikkei Business Daily, Jepang dikabarkan tengah mempersiapkan diri untuk membawa Indonesia ke WTO terkait dengan adanya larangan ekspor bahan mentah yang dinilai membatasi pasokan untuk dunia industri di Jepang.
Jepang merupakan rumah bagi beberapa produsen stainless steel terbesar di dunia, dan dengan adanya larangan ekpor bahan mentah dari Indonesia tersebut membuat negara itu harus berjuang dalam memenuhi kebutuhan nikel dari negara lain.Â
Jepang sendiri merupakan importir besar untuk bijih nikel dari Indonesia, dari total keseluruhan impor, Indonesia memasok kurang lebih sebesar 44 persen kebutuhan bijih nikel pada tahun 2012 lalu. [ant]

Rate this article!
Tags: