Industri Agro sebagai Industri Unggulan Jatim

Pemprov, Bhirawa
Industri agro menjadi sektor industri olahan yang terbesar menyumbang pastur Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Timur pada tahun 2019. Komposisi PDRB Jatim 2019 sendiri terdiri dari sektor industri sebesar 30,24 persen, sektor perdagangan sebesar 18,46 persen, sektor pertanian sebesar 11,43 persen dan 14 sektor lainnya sebesar 39,87 persen.
Dari komposisi di atas Industri agro merupakan penyumbang terbesar bagi sektor industri olahan. Posisi pertama adalah industri makanan dan minuman sebesar 248,70 triliun, kemudian industri pengolahan tembakau sebesar 194,57 triliun, disusul kertas dan barang dari kertas sebesar 35,33 triliun, lalu industri kayu dan barang dari kayu sebesar 28,81 triliun, terakhir industri furniture sebesar 20,54 triliun.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Timur, Deajat Irawan pada, Minggu (28/6), menyatakan bahwa kontribusi industri agro terhadap PDRB Jawa Timur selalu meningkat setiap tahunnya, dari 20,68 persen pada tahun 2017 meningkat menjadi 21,56 persen pada tahun 2018 dan mencapai 22,44 persen pada 2019. Industri makanan minuman dan industri kertas tumbuh sangat bagus, sedangkan industri pengolahan tembakau menghadapi tantangan regulasi rokok.
Drajat menambahkan bahwa total jumlah industri agro di Jawa Timur sebanyak 675.487 unit dan terdiri dari 2.607.228 tenaga kerja. Komoditi agro menjadi salah satu unggulan Jawa Timur dan mendominasi perdagangan antar provinsi, diantaranya gula pasir, tepung tapioka, tepung terigu, tepung beras, minyak kelapa sawit, makanan ternak dan mie untuk komoditas yang keluar dari Jawa Timur.
Sedangkan untuk komoditi yang masuk ke Jawa Timur diantaranya adalah Crude Palm Oil, Crude Palm Kernel Oil dan arang. Industri agro juga berperan penting dalam perdagangan luar negeri Jawa Timur dengan presentase rata-rata sebesar 20 persen dari keseluruhan komoditi ekspor. Produk industri agro yang menjadi unggulan ekspor yaitu kayu dan barang dari kayu; lemak dan minyak hewan/nabati; kertas/karton; daging dan ikan olahan. Sedangkan untuk impor, industri agro berkontribusi rata-rata sebesar 10 persen, terdiri dari bungkil industri makanan dan gandum-ganduman.
“Disperindag Jatim terus mendorong perkembangan industri agro, utamanya industri berdaya saing kuat yaitu industri berbasis minyak sawit, karet, rumput laut, kakao serta pulp dan kertas. Strategi yang ditempuh antara lain melalui peningkatan nilai tambah dan daya saing; peningkatan wawasan dan ketrampilan SDM industri berbasis agro, serta peningkatan mutu proses dan mutu produk industri berbasis agro”, kata Drajat.
Jatim Agro merupakan salah satu program unggulan Ibu Gubernur Jawa Timur dalam Nawa Bhakti Satya. Drajat menyatakan bahwa terus dilakukan pengembangan Jatim Agro, diantaranya melalui pengembangan pusat-pusat pengolahan Industri Agro tetap menunjukkan kinerja positif di tengah pandemi covid-19.
Komoditi agro berkontribusi besar terhadap kinerja ekspor Jawa Timur pada bulan Februari-Maret 2020, kayu dan barang dari kayu mengalami peningkatan ekspor sebesar 9,65 persen dari USD 114,40 juta menjadi USD 125,44 juta; hal serupa juga dialami komoditi lemak dan minyak hewan/nabati dengan kenaikan sebesar 19,84 persen dari USD 95,65 juta menjadi USD 114,63 juta; kemudian ikan dan udang naik sebesar 4,53 persen dari USD 94,87 juta menjadi USD 99,16 juta; terakhir komoditi daging dan ikan olahan meningkat sebesar 10,03 persen dari USD USD 61,96 juta menjadi USD 68,17 juta.
“Pada masa pandemi covid-19 pertumbuhan industri agro terus didorong melalui pembinaan, seminar, pengembangan pasar, fasilitasi produk industri agro dan pelayanan teknis oleh UPT Industri. Keseluruhan kegiatan ini diantaranya dilakukan secara virtual/online. Salah satu kegiatan yang diarahkan oleh Ibu Gubernur adalah kegiatan Misi Dagang Online dan sudah dilaksanakan”, pungkas Drajat. [gat]

Tags: