Industri Kreatif Jadi Prioritas Pembangunan Ekonomi Indonesia

Kota Malang, Bhirawa
Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kementerian Koperasi dan UKM, I Wayan Dipta, mengatakan, saat ini pemerintah tengah konsentrasi meningkatkan geliat UKM dan industri kreatif. Karena keduanya dinilai memiliki potensi besar dalam mendorong roda perekonomian Indonesia. Hal ini dikatakan dia di sela-sela pembukaan Malang City Ekspo 2018, di Stadion Gajayana Rabu (11/4) kemarin,
UKM dan industri kreatif, menurutnya, saat ini tidak hanya menjadi perhatian nasional. Tetapi sudah diperhitungkan dalam dunia internasional. Karena itu, dia berharap agar industri kecil menengah ini dapat terus berkembang dan tidak tertinggal dengan industri yang lebih besar. UKM, menurut dia, tahan banting dengan setiap keadaan perekonomian di Indonesia. UKM juga mampu menyerap tenaga kerja lebih dari 97 persen dan kontribusi terhadap PDB sekitar 60 persen.
Pihaknya menegaskan, UKM di Indonesia tidak kalah dengan negara lain. Dalam berbagai forum internasional yang berbasis UKM, berbagai produk yang ditawarkan selalu berhasil menyedot perhatian penduduk mancanegara.
Wayan lantas menyebut, dalam gelaran pameran produk yang diselenggarakan di Malaysia pada awal April lalu Indonesia berhasil melakukan transaksi sampai Rp 65,9 Miliar. Angka itu mengalami kenaikan signifikan dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp 34 Miliar.
Selanjutnya pada pameran kopi di Korea Selatan lanjutnya, tahun lalu Indonesia mengirim 10 UKM dan berhasil melakukan transaksi sampai Rp 8 Miliar. Sedangkan di tahun ini, transaksi yang dilakukan mencapai Rp 110 Miliar. “Ini menunjukkan jika produk kita tidak kalah dengan produk luar negeri. Maka perlu terus ditingkatkan kualitasnya,” pungkasnya.
Malang City Expo
Sementara itu, Malang City Expo kembali digelar. Berbagai produk mulai dari hiasan dinding, sepatu, baju, jam tangan, hingga kukiner tersedia di sana. Selain produk asli Malang, jiga terdapat puluhan stand dari 11 kita dan kabupaten yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.
Pjs. Wali Kota Malang, Wahid Wahyudi dalam sambutannya menyampaikan, Malang City Exo sudah diselenggarakan untuk yang ketiga kalinya. Kali ini tema yang diambil adalah Membangun Malang Melalui Industri Kreatif.
Lebih lanjut Wahid menyampaikan, sebagai bagian dari Malang Raya, Kota Malang sudah seharusnya mengembangkan ekonomi dan industri berbasis kreatif. Karena industri kreatif yang termasuk UMKM menjadi pondasi ekonomi Indonesia dan ekonomi kerakyatan.
Pada 1998 tepatnya saat terjadi gejolak ekonomi dan krisis moneter, lanjutnya, hanya industri kreatif yang tidak banyak terpengaruh. Oleh karena itu pemerintah sepakat menjalankan industri kreatif. Selain itu, sebagai kota pendidikan Malang memiliki pelajar dengan jumlah 200 ribu lebih dari seluruh penjuru Indonesia. “Sehingga demand ekonomi kreatif sangat potensial. Maka bisa dilakukan promosi di wilayahnya terhadap industri kreatif di Kota Malang,” katanya.
Dukungan dari pemerintah provinsi dan pusat, menurutnya telah membuat ibdustri kreatif di Kota Malang berkembang. Saat ini, selain dipasarkan di tingkat lokal dan nasional, produk UMKM kota pendidikan ini juga sudah di ekspor ke mancanegara.
Hal itu menurut Wahid menjadi kebanggaan tersendiri. Namun ia masih berharap mendapat dukungan untuk mengembangkan industri kreatif dalam menghadapi persaingan. Salah satunya sumber daya manusia yang dituntut memiliki inovasi agar hasilnya mampu bersaing di pasaran regional nasional dan bersaing di pasar internasional.
Hasilnya menurut Wahid harus berkualitas, kemasan juga harus tidak kalah dengan barang dari berbagai negara. Kita patut bangga karena hasil industri kreatif dari segi rasa dan mutu kita lebih baik. Tapi pengemasannya memang masih kalah dari daerah lain, maka butuh diperhatikan.
Untuk mendukung geliat ekonomi kreatif, menurutnya Pemerintah Kota Malang sudah menerapkan berbagai kebijakan. Salah satunya terkait permodalan yang dibuat dengan skema bunga rendah, yaitu enam persen. Namun dia menegaskan agar unsur pemerintahan memperhatikan proses sosialisasi terhadap pengusaha UMKM. Karena jika tidak disosialisasikan maka skema pinjaman tidak akan disalurkan dengan maksimal.
Dia juga meminta agar akses pemasaran diperhatikan. Karena di era modern seperti sekarang bukan hanya pemasaran secara manual yang dilakukan, melainkan sudah menggunakan skema online. “Maka bergerak bersama perlu dilakukan agar hasil industri berkembang dengan baik dan kesejahteraan masyarakat meningkat,” pungkasnya. [mut]

Tags: