Industri Luar Negeri Serap 90 Persen Lulusan SMK Kesehatan

Sekjen Persatuan SMK Kesehatan Indonesia (Persemki) Nano Priyanto

Bentuk Optimalkan Teaching Factory Tingkatkan Kualitas SDM lulusan
Surabaya, Bhirawa
Kendati SMK masih menjadi penyumbang terbesar pengangguran terbuka di Indonesia yaitu sebesar 11,41 persen, akan tetapi hal ini justru dilihat berbeda bagi pengelola SMK Kesehatan. Pasalnya, lulusan SMK Kesehatan justru banyak diminati oleh industri kesehatan luar negeri.
Hal itu diungkapkan oleh Sekjen Persatuan SMK Kesehatan Indonesia (Persemki) Nano Priyanto. Menurut Nano,tenaga lulusan SMK Kesehatan masih dibutuhkan karena tekun dan juga lebih terjangkau upahnya dibanding lulusan pendidikan tinggi. Di samping itu, pengelola SMK Kesehatan diakuinya juga berupaya memenuhi kebutuhan yang sesuai dengan standart yang dibutuhkan dunia industri. Terbukti, dari 70 ribu lulusan SMK Kesehatan setiap tahun nya, 90 persen mampu terserap dalam dunia kerja. Yaitu rumah sakit, klinik, industri farmasi dan berbagai industri bidang kesehatan.
“Sementara 10 persen lainnya ada yang berwirausaha, ada yang melanjutkan pendidikan,” lanjut pria yang juga kepala SMK Citra Medika Sragen ini dalam pembukaan HUT Persemki ketiga di Atrium Maspion Aquare Surabaya, Kemarin (13/11).
Lebih lanjut, Nano menjelaskan jika lulusan yang terserap paling banyak dari jurusan farmasi, asisten keperawatan, teknologi laboratorium medis, farmasi industri, asisten dental dan caregiver.
“Kalau di luar negeri sudah banyak sekali lulusan SMK Kesehatan yang dikirim ke Jepang, Malaysia, Singapura bahkan Jerman. Rata-rata mereka bekerja di bidang caregiver. Karena kebutuhannya sangat tinggi,” papar dia.
Selain bekal 70 persen praktik, lanjut dia, para lulusan yang akan bekerja diluar negeri juga dibekali dengan pelatihan bahasa dan pemenuhan standart yang diakui negara tujuan.
“Oleh karenanya kami menggenjot program teaching factory untuk peningkatan kualitas lulusan. Apalagi tiga tahun terakhir beberapa SMK mulai menerapkan sertifikasi dari Lembaga Sertifikasi Profesi sebagai pendukung ijazah lulusan,” tuturnya.
Selain itu, lulusan SMK juga dibekali dengan ilmu kewirausahaan agar bisa membuat produk-produk kreatif dan inovatif hingga mengatur manajemen usaha.
Oleh karena itu, untuk meningkatkan jumlah lulusan terserap dunia usaha dunia industri (DUDI) seacar optimal, pihak sekolah dan Persemki juga menambah jaringan kerjasama dengan dinas kesehatan hingga industri untuk penyaluran lulusan.
Sementara itu, Kasubdit Kurikulum Pendidikan SMK Kemendikbud, Marsudi utomo mengungkapkan pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudyaan telah dan akan terus mendesain sistem pendidikan yang mampu untuk menyiapkan para lulusan SMK agar terserap ke dunia kerja.
“Cukup banyak industri yang langsung menerima lulusan SMK. Bahkan kami ada program kelas industri, yaitu perusahaan buat kelas industri di sekolah,” ujar dia.
Kemendikbud pun, sambung dia, telah membuka kesempatan bagi dunia usaha, baik BUMN maupun swasta untuk masuk dan menjadi bagian dalam proses pembelajaran SMK melalui Teaching Factory. Hal itu menurut dia mampu memperbesar kesempatan lulusan SMK untuk diterima bekerja di industri sesuai dengan kebutuhan industri.
“Dengan berkualitasnya tenaga lulusan SMK khususnya SMK kesehatan diharapkan ini akan lebih banyak sumber daya manusia lulusan SMK yang bekerja di luar negeri. Kami akan terus mendorong lebih banyak tenaga kesehatan lulusan SMK untuk diekspor,” tandas dia. [ina]

Tags: