Industri Perkapalan Surabaya Harus Mampu Serap Tenaga Kerja

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Surabaya, Bhirawa
Program pemerintah untuk memeratakan pembangunan tol laut perlu mendapatkan atensi yang lebih. Terutama bagi stakeholder yang berkecimpung dalam pembangunan kapal yang nantinya akan digunakan untuk memeratakan pembangunan. Dampak dari dibangunnya tol laut adalah penyerapan tenaga kerja produktif yang di prediksikan bisa mencapai puluhan ribu orang.
Drs Wiyono Pontjo Haryo MMAk, pengisi acara Financial Serenity mengungkapkan dengan majunya galangan kapal milik PT PAL Surabaya diharapkan bisa menambah penyerapan tenaga kerja. Hal ini berkaca kepada beberapa negara di ASEAN yang membangun galangan kapal dengan penyerapan tenaga kerja lebih banyak.
“Dasar dari industri perkapalan adalah memiliki multiplier effect untuk menggerakkan sektor industri lainnya dan berpotensi besar menciptakan lapangan kerja. Hal ini merupakan langkah jitu dalam menghadapi problem melambatnya pertumbuhan ekonomi nasional yang mulai terjadi pada 2015,” ujarnya, Selasa (26/5) kemarin di Surabaya.
Lanjut Wiyono, terdapat tiga industri inti di sektor perkapalan, yaitu industri pembuatan kapal (ship building), jasa reparasi kapal (ship repair), dan jasa pemotongan kapal (ship breaking). Setiap bagian tersebut dipercaya dapat membuat lapangan kerjaan, hingga setelah kapal tersebut selesai maka akan dibutuhkan anak buah kapal.
“Berdasarkan pengalaman Tsuneishi, industri galangan kapal mereka di Cebu, Filipina dapat menyerap tenaga kerja hingga 11.400 orang. Jika kita berhasil mengembangkan industri perkapalan ini, tenaga kerja dapat terserap sehingga mengatasi persoalan pengangguran sekaligus menggerakkan perekonomian. Belum lagi berkembangnya industri pendukung, seperti besi dan baja sebagai bahan pembuatan kapal yang tentunya dapat menyerap tenaga kerja yang tidak sedikit,” jelasnya.
Kebutuhan tersebut tidak terbatas pada kapal angkutan barang, tapi juga kapal penumpang, kapal penangkap ikan, kapal patroli, kapal navigasi, dan kapal pesiar. Jumlah docking kapal saat ini baru sekitar 250 unit yang terkonsentrasi di dua pulau, Jawa dan Batam, sehingga diperlukan yang berteknologi canggih dan efisien di wilayah yang tersebar.
“Potensi tersebut harus terus dikembangkan, karena ada beberapa pelabuhan seperti Teluk Lamong yang harus dikembangkan, Lamongan Intergrated Shorebase juga tempat yang bisa digarap dalam pengembangan tol laut,” tutupnya. [wil]

Tags: