Industri Susu Jatim Berkembang di Era Pandemi Covid-19

Surabaya, Bhirawa
Industri pengolahan susu (IPS) menjadi salah satu sub sektor industri makanan dan minuman yang terus berkembang, bahkan saat Pandemi Covid-19 yang sudah berjalan masuk setengah tahun ini.
Data dari Dinas Penrindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jatim, menyebut industri makanan dan minuman merupakan sub sektor industri pengolahan yang tumbuh pesat dan berkontribusi paling besar terhadap PDRB industri pengolahan Jatim.
Pada tahun 2019 subsektor ini memberikan kontribusi sebesar 34,96% terhadap PDRB industri pengolahan Jatim dan tumbuh sebesar 14,51%. Industri pengolahan susu (IPS) merupakan salah satu subsektor industri makanan dan minuman yang berkembang di tengah pandemi Covid-19.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jatim, Drajat Irawan pada Senin (3/8) menjelaskan industri pengolahan susu dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu industri hulu, industri antara, dan industri hilir.
Industri hulu menghasilkan susu segar; industri antara menghasilkan antara lain susu pasteurisasi, susu ultra high temperature (UHT), susu fermentasi; sementara industri hilir menghasilkan di antaranya susu bubuk, susu kental manis, makanan bayi, keju, mentega, es krim, dan yogurt.
“Jatim merupakan produsen susu terbesar di Indonesia, setidaknya ada 17 perusahaan industri pengolahan susu berskala besar yang menghasilkan produk hulu dan antara berbahan baku susu. Pada level hilir sendiri ada 8 perusahaan industri es krim, 4 perusahaan yogurt, dan 3 perusahaan keju. Ini belum termasuk perusahaan berskala kecil dan menengah yang jumlahnya lebih banyak lagi,” kata Kadis Perindag.
Konsumsi susu di Indonesia saat ini masih lebih rendah bila dibandingkan dengan negara lainnya yaitu hanya berkisar 16,23 kg/kapita/tahun, bahkan masih lebih rendah bila dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lain seperti Malaysia, Myanmar dan Filipina.
“Seiring dengan perbaikan tingkat pendidikan dan kesadaran gizi terutama karena pandemi seperti sekarang ini, permintaan/kebutuhan susu segar maupun produk turunannya akan terus meningkat ke depan, sehingga industri pengolahan susu sangatlah prospektif dan strategis untuk terus dikembangkan,” imbuh Drajat.
Selain itu, Jatim adalah salah satu sentra peternakan sapi perah di Indonesia. Populasi sapi perah Jatim pada tahun 2019 mencapai 287.197 ekor atau 51% dari populasi sapi perah di Indonesia dan menghasilkan 523.103 ton susu atau 52,50% dari produksi susu nasional.
Drajat mengungkapkan Industri pengolahan susu nasional maupun Jatim masih belum dapat memenuhi permintaan di dalam negeri, sehingga kebutuhan yang tidak tercukupi tersebut harus diimpor dari negara lain.
Meskipun Jatim masih melakukan impor untuk bahan baku industri susu namun nilai ekspor komoditi susu dan produk turunannya ke negara lain meningkat selama 4 tahun terakhir (2017-2020), termasuk pada masa pandemi sekarang ini.
Pada tahun 2019, nilai ekspor susu dan produk turunannya naik 21% dengan nilai ekspor USD 15,74 juta pada tahun 2018 menjadi USD 19,11 juta tahun 2019 dan periode Januari-Mei 2020 mencapai USD 8,13 juta.
“Negara tujuan ekspor susu dan produk turunannya selama 4 tahun terakhir utamanya ke negara Timor Leste, Filipina, Singapura, Hongkong dan Thailand. Ekspor ke Timor Leste sendiri dalam kurun 4 tahun terakhir menyumbang peranan sebesar 42,64% dari total ekspor komoditi ini. Kedepannya kita bisa meningkatkan nilai ekspor ke negara terdekat lain mengingat masih besarnya potensi susu dan produk turunannya di negara Malaysia, Brunei Darussalam dan Papua Nugini,” Kata Drajat.
Drajat optimis jika industri pengolahan susu di Jatim mampu mendorong kebutuhan dalam negeri dan membantu nilai ekspor Jatim kedepannya. Industri ini juga merupakan salah satu jenis industri yang sangat besar potensinya untuk dikembangkan dan bisa survive terlebih saat pandemi sekarang ini menjadi momentum perubahan gaya hidup masyarakat untuk lebih sehat.
“Untuk meningkatkan Industri Pengolahan Susu di Jatim, beberapa strategi yang dapat dilakukan Disperindag Jatim antara lain adalah mendorong peningkatan produk susu olahan yang mempunyai daya saing tinggi dan diversifkasi pasar ekspor, mengikutkan Industri Pengolahan Susu dalam misi dagang dan business matching dengan negara lain,” Pungkas Drajat. [gat]

Tags: