Infaq Buku Menginspirasi Peserta Kunjungan USAID

Kepala SMPN 4 Lumajang, Ghoniyyul Khusnah menanyakan secara langsung kepada wali kelas 9C terkait infaq buku di SMPN 2 Banjarnegara.

Kepala SMPN 4 Lumajang, Ghoniyyul Khusnah menanyakan secara langsung kepada wali kelas 9C terkait infaq buku di SMPN 2 Banjarnegara.

[Lumajang dan Ngawi Berguru ke Banjarnegara dan Wonosobo]
Lumajang, Bhirawa
Puluhan kepala sekolah, guru, dan pejabat strategis yang peduli pendidikan dari Kabupaten Lumajang dan Ngawi menimba ilmu tentang pendidikan yang berkualitas ke daerah lain di sekolah-sekolah mitra USAID Prioritas di Banjarnegara dan Wonosobo, Jawa Tengah.
Usai menyaksikan secara langsung sekolah-sekolah mitra beserta capaiannya salahsatunya di SMPN 2 Banjarnegara tampak suasana asri begitu terlihat saat kali pertama masuk ke halaman sekolah. Bahkan di sekolah Adi Wiyata yang menjadi mitra USAID prioritas sejak 2013 terlihat istimewa karena menempatkan rak-rak buku di setiap sudut sekolah dan kelas.
Menurut Kepala SMPN 2 Banjarnegara, Bambang Budi Setiyono saat dikonfirmasi Bhirawa, Selasa (2/12) kemarinmengungkapkan, penempatan buku-buku bacaan di setiap sudut sekolah untuk membudayakan membaca di kalangan siswa dan guru.
“Dengan menempatkan buku-buku di setiap sudut sekolah, maka siswa telah terbiasa membaca di lingkungan sekolah. Tidak hanya siswa, guru pun wajib untuk membaca disela-sela waktu senggangnya,” terang Bambang yang sudah membudayakan membaca senyap selama 15 menit sebelum memulai pelajaran setiap pagi.
Sementara itu sekolah ini tidak membiarkan tembok-tembok sekolah kosong, kalau tidak ditempeli tanaman, tembok-tembok sekolah juga berisi karya siswa terbaik, majalah dinding, hingga rumus-rumus matematika sehingga mudah dipahami siswa.
“Dengan memajang karya terbaik siswa di dinding sekolah, sama dengan memberikan reward kepada siswa dan menjadi kebanggaan siswa. Untuk sudut baca di kelas, setiap kelas tiap semester berlomba-lomba memenangkan pojok baca kelas terbaik setiap semester,” jelasnya.
Sedangkan untuk semester ini, Kelas 9C menjadi pemenangnya dimana kelas ini memang layak menjadi pemenang sebab koleksi bukunya membludak hingga keluar kelas. “Buku-buku tersebut murni hasil infaq buku siswa, di sudut kelas terlihat kotak infaq buku dimana siswa dapat secara sukarela memasukkan uangnya,” ujarnya.
Di akhir bulan uang hasil infaq dihitung dan didata, apabila sudah cukup uang tersebut dibelikan buku bacaan. Bahkan Kepala SMPN 4 Lumajang, Ghoniyyul Khusnah sebagai salah satu peserta kunjungan terkagum-kagum dengan ide kreatif siswa yang secara sukarela mengumpulkan uang jajannya untuk membeli buku.
“Ide ini layak diadopsi, dengan menyisihkan uang jajan untuk membeli buku sungguh pembiasaan yang mulia. Dengan begitu siswa nantinya akan terbiasa menyisihkan uangnya untuk membeli buku-buku,” katanya.
Kunjungan ke sekolah lainnya di MTs Ma’arif Mandiraja rombongan juga menemukan hal menarik, di sekolah tersebut setiap siswa memiliki buku diary sekolah. Buku ini ditulis setiap hari oleh siswa dan isinya bisa bermacam-macam.
Bisa menceritakan tentang peristiwa sehari-hari yang dialami siswa, curhatan siswa, hingga refleksi siswa terhadap cara mengajar gurunya. Bahkan setiap minggu secara bergantian bapak ibu guru boleh membaca diary ini.
Asalkan syaratnya, tidak boleh dendam dan sakit hati, sebab diary ini diharapkan bapak ibu guru bisa memperbaiki caranya mengajar sehingga siswa juga mulai belajar menulis secara kontinyu dan bermakna.
Menurut Kepala Kantor Balai Diklat Kabupaten Lumajang, Nur Wakit Aliyusron, apa yang dilakukan oleh MTs Ma’arif Mandiraja sangat luar biasa, membudayakan menulis melalui kebiasaan sehari-hari hingga berhasil menerbitkan buku akan mendorong siswa untuk terus menulis dan berkarya.
“Rombongan Lumajang dan Ngawi mendapatkan banyak ilmu di Banjarnegara dan Wonosobo. Kami akan mengaplikasikan hal-hal yang bermanfaat disini untuk diterapkan di daerah kami masing-masing,” harapnya. [riq.dwi]

Tags: