Inflasi di Jember Capai 0,93 Persen

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Jember, Bhirawa
Inflasi bulan Desember tahun 2016 di Kabupaten Jember, Jatim meroket mencapai 0,93 persen yang merupakan angka inflasi tertinggi selama tahun 2016 di kabupaten setempat, dan lebih tinggi dari inflasi Jatim maupun nasional.
“Inflasi Jember pada Desember 2016 lebih tinggi dibandingkan inflasi Jatim sebesar 0,56 persen dan nasional sebesar 0,42 persen, serta inflasi Jember tertinggi dari delapan kabupaten/kota indeks harga konsumen di Jatim,” kata Kepala Seksi Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Jember Candra Birawa di kantor BPS setempat, Selasa (3/1).
Menurutnya komoditas yang memberikan andil besar terjadinya inflasi pada bulan Desember 2016 di antaranya telur ayam ras yang memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,1654 persen, tukang bukan mandor memberikan sumbangan inflasi 0,1300 persen, kacang panjang (0,0833 persen), wortel (0,0691 persen), dan bensin (0,0658 persen).
“Sedangkan komoditas yang memberikan andil deflasi pada Desember 2016 di antaranya emas perhiasan, cabai merah, tomat sayur, tempe, dan semen,” paparnya.
Berdasarkan data BPS Jember tercatat telur ayam ras menjadi penyumbang inflasi tertinggi sebagian besar kabupaten/kota IHK di Jatim seperti di Kabupaten Jember, Sumenep, Kota Kediri, Kota Probolinggo, Kota Madiun, Kota Surabaya.
Candra mengatakan dari tujuh kelompok pengeluaran yang mempengaruhi inflasi pada Desember 2016, enam kelompok pengeluaran mengalami inflasi dan satu kelompok pengeluaran mengalami deflasi.
“Kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi tertinggi berdasarkan kelompok yakni kelompok bahan makanan sebesar 2,69 persen; diikuti kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar (0,63 persen); kelompok transport, komunikasi, dan jasa keuangan (0,62 persen); kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar (0,38 persen), kelompok kesehatan (0,34 persen); dan inflasi terendah pada kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,01 persen,” tuturnya.
Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi hanya terjadi pada kelompok sandang sebesar 0,59 persen.
Ia menjelaskan laju inflasi tahun kalender dan inflasi “year-on-year” pada Desember 2016 Kabupaten Jember sebesar 1,93 persen dan angka tersebut lebih rendah dibandingkan yoy bulan Desember 2015 sebesar 2,31 persen.
“Meskipun angka inflasi Desember 2016 di Jember melambung tinggi, inflasi di kabupaten setempat masih relatif wajar karena secara keseluruhan inflasi di Jember selama tahun 2016 nisbi stabil dan terkendali,” ujarnya, menambahkan.
Dari 8 Kota IHK di Provinsi Jatim, semua kota mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi di Kabupaten Jember sebesar 0,93 persen; diikuti Kota Malang sebesar 0,58 persen; Kota Surabaya sebesar 0,56 persen; Kabupaten Sumenep sebesar 0,53 persen; Kabupaten Banyuwangi sebesar 0,47 persen.
Kemudian Kota Madiun sebesar 0,45 persen; Kota Probolinggo sebesar 0,38 persen; dan inflasi terendah terjadi di Kota Kediri sebesar 0,36 persen. Pada bulan Desember Jatim mengalami inflasi sebesar 0,56 persen dan nasional mengalami inflasi sebesar 0,42 persen. [ant]

Rate this article!
Tags: