Inflasi di Kabupaten Tulungagung Hanya Tercatat 0,14 Persen

Moh Mafachir saat memberikan pengarahan dan menyampaikan sambutan Pjs Bupati Tulungagung dalam rakor TPID Kabupaten Tulungagung, Kamis (1/3).

Tulunggaung, Bhirawa
Kabupaten Tulungagung di awal tahun 2018 mencatat angka inflasi yang cukup rendah. Yakni hanya 0,14 persen. Demikian dikatakan Asisten II Sekda Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Drs Moh Mafachir MM, saat membuka rapar koordinasi pelaksanaan Tim Pengendalian Tingkat Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Tulungagung di Ruang Prajamukti Kantor Bupati Tulungagung, Kamis (1/3). “Anka inflasi di Kabupaten Tulungagung untuk bulan Januari 2018 hanya sebesar 0,14 persen,” ujarnya.
Angka inflasi tersebut, lanjut dia, jauh lebih rendah dari Jawa Timur yang dalam periode yang sama mencatat angka inflasi sebesar 0,60 persen dan nasional yang mencapai 0,62 persen. “Jadi untuk Tulungagung angka inflasinya masih lebih rendah dibanding Jatim dan nasional,” terangnya.
Inflasi yang rendah dan stabil menurut Mafachir yang biasa disapa dengan sebutan Totok ini akan membuat petumbuhan ekonomi akan semakin meningkat yang pada akhirnya meningkatkan kesejehteraan masyarakat. “Di sini perlu juga dukungan dari pemerintah untuk mengatasi gangguan atau gejolak harga utamanya harga pangan,” tuturnya.
Adapun faktor yang mengerek tingkat inflasi di Tulungagung, Mafachir mengungkapkan dipengaruhi oleh kenaikan dan penurunan beberapa indeks kelompok pengeluaran. Seperti kelompok makanan jadi, minuman, rokok, tembakau, gas dan bahan bakar. “Kenaikan tarif listrik yang disebabkan pencabutan subsidi tahap ketiga untuk pengguna listrik pemakaian daya 900 VA juga menjadi pemicu naiknya inflasi,” tuturnya.
Mafachir berharap masalah inflasi ini tidak menjadi komoditi berita bohong (hoax) di masyarakat. Karenanya, ia meminta semua pemangku kepentingan utamanya di Pemkab Tulungagung untuk memberikan informasi pada masyarakat secara tepat dan akurat.
“Seperti diketahui gencarnya pemberitaan tentang naiknya sebagian harga kebutuhan pokok masyarakat baru-baru ini menjadi perhatian khusus pemerintah mulai tingkat pusat dan daerah. Jangan sampai gencarnya pemberitaan ini ditumpangi oleh berita hoax,” paparnya.
Mantan Sekretaris KPU Tulungagung ini berharap pula Tim TPID Kabupaten Tulungagung dapat meningkatkan pemahaman tentang tujuan, fungsi dan tugas TPID. Utamanya, OPD (Organisasi Perangkat Daerah) lingkup Pemkab Tulungagung yang masuk dalam TPID.
“Dukungan OPD melalui program atau kegiatan unggulannya harus bisa membuat Kabupaten Tulungagung berprestasi, dimana harga-harga kebutuha pokok tetap stabil dan jika terjadi gejolak harga dapat segera diatasi yang antara lain dengan operasi pasar,” tuturnya lagi.
Hadir dalam rakor TPID Kabupaten Tulungagung sejumlah kepala dinas dan camat se-Tulungagung. Selain juga perwakilan dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kediri, Perum Bulog Subdivre Tulungagung dan BPS Kabupaten Tulungagung. [wed]

Tags: