Inflasi Jatim di 2015 Diprediksi Sesuai Sasaran

4-inflasiSurabaya, Bhirawa
Bank Indonesia, yang juga merupakan anggota Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Jatim, memperkirakan inflasi akan kembali pada lintasannya sesuai dengan sasaran inflasi, yaitu 4% plus minus 1% pada tahun 2015.
Bersama dengan TPID Jatim, Bank Indonesia sudah menyiapkan beberapa langkah untuk menekan inflasi seperti pendekatan tematik di setiap kabupaten/kota, peningkatan kapasitas distribusi, dan jalur konektivitas komoditas.
“Sasaran inflasi 4% plus minus 1% bisa terealisasi selama tidak ada gejolak seperti bencana alam atau kenaikan harga pada administered price,”  kata Deputi Perwakilan BI Provinsi Jatim Soekowardojo, Selasa (13/1).
Selain itu juga, rapat TPID yang dilaksanakan pada tanggal 7 Januari 2014 di Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jatim mengusulkan untuk melakukan penyesuaian terhadap jumlah komoditas yang menjadi sasaran operasi pasar. Selama ini hanya komoditas beras, gula pasir, tepung terigu dan minyak goreng yang dijadikan sasaran operasi pasar TPID Jatim. Diharapkan dengan adanya penambahan sasaran operasi pasar, volatilitas harga terutama bahan pokok makanan dapat ditekan dan dikendalikan.
Inflasi di Jatim menempati posisi terendah ketiga di kawasan Jawa setelah Yogyakarta dan Jawa Barat. Di samping itu, Inflasi Jatim sebesar 7.77% (yoy) masih lebih rendah dibandingkan dengan level inflasi nasional. Salah satu penyebab Inflasi Jatim adalah kenaikan kelompok administered price dan dampak lanjutannya. Kelompok administered price mengalami kenaikan inflasi sebesar 5.99% dimana kenaikan terbesar terjadi pada inflasi bensin (12.66%) dan solar (17.79%).
Pada triwulan IV 2014, kinerja ekonomi Jatim diperkirakan berada di kisaran 5.6%-6.0% (yoy), masih berada dalam tren perlambatan dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun sebelumnya, yang mencapai mampu 6.2% (yoy). Adanya momen libur akhir tahun, Natal dan Tahun baru diperkirakan menjadi salah satu penyumbang pertumbuhan di triwulan IV 2014.
Secara keseluruhan, pada tahun 2014, perekonomian Jatim diperkirakan berada di kisaran 5.8% – 6.2%. Ke depan, perekonomian Jatim masih menghadapi berbagai tantangan baik internal maupun eksternal. Tantangan internal dapat berupa kenaikan upah minimum Kabupaten/Kota, sementara tantangan eksternal berupa masih melambatnya ekonomi Eropa dan mitra dagang utama (Tiongkok dan Jepang). Namun demikian, ekonomi Jatim pada tahun 2015 diharapkan lebih baik. [ma]

Tags: