Inflasi Jatim Naik 0,13 Persen

Foto Ilustrasi

(Bertepatan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri )

Pemprov Jatim, Bhirawa
Pemantauan terhadap perubahan harga selama bulan Juni 2019 di 8 kota IHK Jawa Timur menunjukkan adanya kenaikan harga di sebagian besar komoditas yang dipantau. Hal ini mendorong terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 0,13 persen yaitu dari
135,19 pada bulan Mei 2019 menjadi 135,36 pada bulan Juni 2019.
Inflasi Juni 2019 lebih rendah jika dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun 2018, dimana pada bulan Juni 2018 mengalami inflasi sebesar 0,42 persen. Apabila dilihat trend musiman setiap bulan Juni selama sepuluh tahun terakhir (2010-2019), seluruhnya terjadi inflasi.
“Hal ini disebabkan karena pada bulan Juni biasanya bertepatan dengan bulan Ramadhan atau perayaan hari raya Idul Fitri. Bulan Juni 2010 merupakan inflasi tertinggi yaitu sebesar 0,92 persen. Sedangkan inflasi terendah terjadi pada bulan Juni 2019 sebesar 0,13 persen,” kata Kepala BPS Jatim, Teguh Pramono, kemarin.
Dijelaskannya, pada bulan Juni 2019 dari tujuh kelompok pengeluaran, enam kelompok mengalami inflasi dan satu kelompok mengalami deflasi. Inflasi tertinggi adalah kelompok
Sandang sebesar 0,94 persen.
Selanjutnya diikuti kelompok Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan sebesar 0,49 persen, kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau sebesar 0,31 persen, kelompok Kesehatan sebesar 0,07 persen, kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar sebesar 0,04 persen, dan Pendidikan, Rekreasi, dan Olah raga sebesar 0,03 persen.
“Sedangkan kelompok yang mengalami deflasi adalah kelompok Bahan Makanan yaitu sebesar 0,48 persen,” tambahnya.
Dipaparkannya juga, ada tiga komoditas utama yang mendorong terjadinya inflasi di bulan Juni 2019 ialah emas perhiasan, angkutan antar kota, dan tarif kereta api. Pada bulan Juni harga emas perhiasan menjadi komoditas utama pendorong inflasi disebabkan adanya kenaikan yang drastis
dibanding bulan sebelumnya.
“Seperti kenaikan harga emas perhiasan mengikuti kenaikan harga emas dunia,” ujarnya.
Selain itu, sektor transportasi ikut menjadi pendorong terjadinya inflasi akibat kenaikan
tarif angkutan antar kota serta kereta api.
“Hal ini terjadi karena adanya momen hari raya Idul Fitri dimana melonjaknya pengguna moda transportasi untuk mudik ke kampung halamannya sehingga harganya mengalami kenaikan,” katanya.
Selain komoditas-komoditas pendorong laju inflasi di atas, beberapa komoditas menjadi
penghambat terjadinya inflasi di bulan Juni 2019 ini. Tiga komoditas utama yang menghambat
terjadinya inflasi ialah bawang putih, daging ayam ras, dan telur ayam ras.
Harga bawang putih mengalami penurunan pada bulan Juni setelah sebelumnya melonjak pada bulan Mei. Hal ini membuat bawang putih menjadi komoditas utama penghambat inflasi bulan Juni.
Sementara komoditas daging ayam ras juga mengalami penurunan yang cukup drastis. Hal ini disebabkan banyaknya pasokan yang ada di pasaran sehingga membuat harganya jatuh. Komoditas telur ayam ras yang pada bulan sebelumnya mengalami kenaikan, pada bulan Juni sudah mengalami penurunan. sehingga turut menjadi faktor penghambat inflasi bulan Juni.
Selain tiga komoditas utama pendorong inflasi di atas, komoditas lain yang juga mendorong terjadinya inflasi bulan Juni ialah cabai merah, kendaraan carter/rental, pir, kacang panjang, daging ayam kampung, kentang, dan kelapa.
Sedangkan komoditas lain yang menjadi penghambat inflasi ialah bawang merah, tomat sayur, tarif angkutan udara, telur ayam kampung, makanan ringan/snack, besi beton, dan udang basah. [rac]

Rate this article!
Tags: