Inflasi Jatim Naik 1.41 Persen, Surabaya Tertinggi

Kepala BPS Jatim, Dadang Hardiwan.

Pemprov Jatim, Bhirawa.
Pemantauan terhadap perubahan harga pada tingkat konsumen selama bulan September 2022 di delapan kota IHK Jawa Timur menunjukkan adanya kenaikan harga yang cukup tinggi di sebagian komoditas yang dipantau. Hal ini mendorong terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) atau infalsi sebesar 1,41 persen yaitu dari 111,60 pada bulan Agustus 2022 menjadi 113,17 pada bulan September 2022.

Selama September 2022, dari enam ibukota provinsi di Pulau Jawa, seluruhnya mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Surabaya sebesar 1,52 persen, kemudian diikuti Serang sebesar 1,23 persen, DKI Jakarta sebesar 1,21 persen, Semarang sebesar 1,13 persen, Yogyakarta sebesar 1,05 persen dan Bandung mengalami inflasi sebesar 0,91 persen.

Kepala BPS Jatim, Dadang Hardiwan mengatakan, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga secara umum, yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran. “Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada September 2022 antara lain: bensin, solar, beras, rokok kretek filter, angkutan antar kota, bakso siap santap, tarif kendaraan roda 4 online, tarif kendaraan roda 2 online, ayam goreng, dan sabun mandi,” kata Dadang, Senin (3/10).

Dikatakannya, dari penghitungan angka inflasi di delapan kota IHK di Jawa Timur selama September 2022, seluruhnya mengalami inflasi. Kota yang mengalami inflasi tertinggi yaitu Surabaya sebesar 1,52 persen. Diikuti Jember sebesar 1,37 persen, Kediri sebesar 1,36 persen, Madiun sebesar 1,28 persen, Malang sebesar 1,06 persen, Probolinggo sebesar 0,98 persen, Sumenep sebesar 0,95 persen, dan Banyuwangi sebesar 0,87 persen.

Dadang juga memaparkan, apabila dilakukan pengamatan terhadap sepuluh komoditas yang menjadi penyumbang utama terjadinya inflasi di masing-masing kota IHK di Jawa Timur, maka dapat digambarkan kalau komoditas bensin, solar dan beras menjadi penyumbang utama terjadinya inflasi di seluruh kota IHK di Jawa Timur. Kemudian, komoditas angkutan antar kota menjadi penyumbang utama terjadinya inflasi di hampir seluruh kota IHK di Jawa Timur kecuali Banyuwangi.

Sedangkan apabila dilakukan pengamatan terhadap sepuluh komoditas yang menjadi penghambat utama terjadinya inflasi di masing-masing kota IHK Jawa Timur, maka dapat digambarkan kalau komoditas bawang merah, tomat, daging ayam ras, cabai merah, dan emas perhiasan menjadi penghambat terjadinya inflasi di seluruh kota IHK di Jawa Timur. Kemudian komoditas minyak goreng menjadi penghambat terjadinya inflasi di hampir seluruh kota IHK di Jawa Timur kecuali di Banyuwangi, Sumenep dan Kediri.[rac.ca]

Tags: