Inflasi Kota Probolinggo Masih Tergolong Stabil Sekitar 0,40 Persen

Harga bawang putih yang melambung picu inflasi di Probolinggo.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

(Makanan, Minuman Dan Tembakau Tertinggi 1,41 Persen)
Kota Probolinggo, Bhirawa
Indeks Harga Konsumen (IHK) di delapan kota di Jawa Timur mengalami inflasi, tak terkecuali di Kota Probolinggo. Januari 2020, Kota Seribu Taman ini mengalami inflasi sebesar 0,40 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 103,02. “Januari 2020, inflasi bulanan Kota Probolinggo sebesar 0,40 persen, itu artinya situasi ini cukup stabil,” ujar Asisten Perekonomian dan Pembangunan Amien Fredy, di Radio Suara Kota FM, Kamis 20/22020.
Inflasi ini, lanjutnya, dipicu kenaikan harga sejumlah komoditas. Seperti cabai rawit, cabai merah, beras, emas perhiasan, tongkol diawetkan, cumi-cumi, bawang merah, ikan laying/ikan bengol, bawang putih, dan kentang.
Menyikapi hal itu, Amien pun mengimbau masyarakat untuk menanam cabai rawit sebagai sumber konsumsi. “Maksimalkan lahan pekarangan yang ada, misalnya bisa menggunakan media polybag untuk lahan yang terbatas,” katanya.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Probolinggo Adenan menerangkan, inflasi Kota Probolinggo bulan Januari 2020 terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks 4 kelompok pengeluaran. Yakni kelompok makanan, minuman, dan tembakau; kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga; kelompok kesehatan; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya.
Sedangkan indeks 2 kelompok pengeluaran mengalami deflasi, yaitu kelompok pakaian dan alas kaki sebesar dan kelompok transportasi. “Kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi tertinggi adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 1,41 persen,” ujarnya.
Sedangkan, 5 kelompok pengeluaran lainnya tidak mengalami perubahan. Kelompok itu diantaranya kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar lainnya; kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan; kelompok rekreasi, olahraga dan budaya; kelompok pendidikan; dan kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran.
Adenan menyebut selama lima tahun terakhir inflasi cenderung menurun sebesar 1.93 persen. Meskipun demikian, kelompok makanan, minuman dan tembakau masih mengalami inflasi dibanding waktu yang sama tahun lalu, sebesar 1,41 persen.
“Angka inflasi di kota ini masih aman. Inflasi yang terlalu tinggi juga tidak bagus karena daya beli masyarakat akan berkurang akibat gairah ekonomi yang rendah. Namun yang bagus kisaran 3 plus minus satu artinya 2-4 persen pada tahun 2020. Itu melihat indeks harga konsumen di month to month (dari bulan ke bulan, Red.),” tuturnya.
Pemicu inflasi juga terjadi pada me.aonjaknyya harga bawang putih, Hampir duamingnguan ini, harga bawang putih di Kota Probolinggo melonjak. Diduga, melonjaknya harga bawang putih masih berkaitan dengan maraknya virus Corona di China.
Pasar Baru Kota Probolinggo, harga bawang putih saat ini terus melonjak. Sebelumnya harganya Rp 23 ribu perkilogram, naik menjadi Rp 28 ribu perkilogram dan naik terus menjadi Rp 34 ribu perkilogram dan hingga kini Rp 45 ribu
“Stoknya berkurang karena kami ambil dari Surabaya. Dan dari Surabaya sendiri itu kan impor dari China, mungkin ada kaitannya sama virus Corona,” kata salah satu pedagang bawang putih Hj Munaroh Kamis 20/2/2020.
Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil, Perdagangan dan Perindustrian (DKUPP) Kota Probolinggo Gatot Wahyudi mengaku, sudah mengetahui harga bawang putih naik. Ia mengaku yang terjadi di China berdampak pada distribusi hasil pertanian. Selama ini pihaknya masih bergantung bawang putih dari China.
Terkait dengan kenaikan yang tak wajar tersebut, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Koperasi Perdagangan dan Perindustrian Provinsi Jawa Timur. “Kami sudah berkoordinasi dengan provinsi terkait lonjakan harga ini. Kedepan kalau terus naik, kami akan melakukan operasi pasar namun menunggu persetujuan provinsi,” ucapnya.
Seperti diketahui Indonesia banyak mengimpor bawang dari China. Pada tahun 2019, menurut data BPS, realisasi impor bawang putih sebesar 465,34 ribu ton atau senilai 529,97 juta dollar AS, dimana sekitar 90 persen dipenuhi oleh impor dari China, tambahnya.(Wap)

Tags: