Infrastruktur Pengairan di Kabupaten Nganjuk Rusak Akibat Banjir

Ketua DPRD Nganjuk, Tatit Heru Tjahyono meninjau lokasi banjir dan sarana pengairan yang rusak di Desa Mojorembun Kecamatan Rejoso.(ristika/bhirawa)

Nganjuk Bhirawa
Hujan deras selama tiga jam, Desa Mojorembun Kecamatan Rejoso tenggelam dan sejumlah sarana dan prasarana pertanian mengalami rusak berat. Dua dusun yang mengalami banjir paling parah adalah Dusun Bulurejo dan Dusun Mojorembun.

Meski tidak ada korban jiwa, namun kerugian materiil yang diakibatkan banjir mencapai milyaran rupiah. Karena banyak tanggul dan plengsengan sungai di Desa Mojorembun serta saluran pengairan yang rusak akibat banjir tersebut.

Kepala desa Mojorembun, Bambang Suparno mengatakan jika hujan turuan Senin (1/12) malam sekitar pukul 20.00 hingga pukul 23.00. Hujan yang cukup lebat tersebut mengakibatkan beberapa sungai kecil yang mengalir ke Sungai Desa Mojorembun meluap. Selain karena curah hujan yang tinggi dan mengakibatkan debit air yang tinggi, beberapa titik tanggul di Sungai Mojorembun juga sudah rapuh secara teknis.

Dijelaskan Bambang Suparno, di Desa Mojorembun terdapat dua sungai besar yang debit airnya berasal dari hutan di sisi utara dan dari dari wilayah Bagor dan Wilangan di sisi selatan. Derbit air yang tinggi menggerus tanggul sisi barat sungai, sehingga Dusun Bulurejo dan Dusun Mojorembun sendiri banjir hingga masuk ke perkampungan warga.

Air yang masuk ke pemukiman warga tingginya mencapai mata kaki orang dewasa dan baru surut sekitar pukul 04.00 dinihari.

“Debit air yang cukup tinggi dari Wilangan masuk ke Sungai Puh Gosong sedangkan air dari wilayah hutan masuk ke Sungai Klawon. Akibat dari dua sungai di Desa Mojorembun itu meluap dua dusun terendam air,” terang Bambang Suparno.

Saat yang sama Ketua DPRD Nganjuk, Tatit Heru Tjahyono yang meninjau langsung kondisi Desa Mojorembun setelah banjir surut mengakui banyak kerusakan pada sarana pengairan. Terutama sedimentasi Sungai Puh Gosong dan Sungai Klawon yang sudah mencapai tahap memprihatinkan.

Akibat sedimentasi tersebut, dasar Sungai Puh Gosong dan Sungai Klawon menjadi naik sehingga ketika ada lonjakan debit air kedua sungai tersebut langsung meluap. Dengan kondisi tersebut, areal persawahan di Desa Mojorembun juga sangat terancam bencana banjir jika tidak segera dilakukan normalisasi sungai.

Dikatakan Tatit, tahun anggaran 2021, DPRD Nganjuk sudah menyetujui biaya untuk normalisasi sungai di Desa Mojorembun. Untuk itu, tatit berharap bupati melalui dinas terkait segera menindaklanjuti proyek normalisasi sungai di Desa Mojorembun.

“Awal tahun anggaran, secepatnya harus dilakukan normalisasi sungai di Desa Mojorembun. Karena anggaran untuk kegiatan tersebut sudah dialokasikan dan tinggal mengeksekusi,” tandas Tatit saat berada di Desa Mojorembun.(ris)

Tags: