Infrastruktur Rusak, Warga Tuntut Tutup Galian C

Warga menuntut, Galian C di Kecamatan Pakuniran ditutup lantaran merusak infrastruktur.

Kab.Probolinggo, Bhirawa
Ratusan warga dari tiga desa yaitu Desa Pakuniran, Sogaan dan Sumberkembar Kecamatan Pakuniran, Kabupaten Probolinggo, melakukan aksi damai di pintu masuk penambangan Galian C Dusun Kembang Desa Pakuniran. Mereka menuntut, supaya tambang pasir dan batu di sungai Pancarglagas ditutup total. Karena berdampak longsor dan bajir bandang di lokasi tersebut.
Apalagi, aktifitas tambang yang dianggap tidak membawa berkah tersebut, mengakibatkan jalan desa rusak serta saluran irigasi sawah wargapun tidak terairi. “Pokoknya kami mau tambang ditutup. Mereka kesini datang tidak membawa berkah, malah merusak lingkungan. Akibatnya, sumur warga tidak mengeluarkan air lagi, karena ketinggian dasar sungai, lebih rendah dari sumur warga,” kata Koordinator aksi, Sutarji, Rabu (8/2).
Warga menumpahkan kekecewaannya, dengan poster dan beras dalam wadah kantong plastik. Beras tersebut, disimbolkan sebagai pernyataan bahwa warga setempat tidak dapat disogok begitu saja dengan beras, pemberian pengembang.
Permintaan itu, kemudian difasilitasi oleh Forum Pimpinan Kecamatan (Forkopimka), sehingga warga dapat berdialog langsung dengan pihak pengembang. Selama aksi berlangsung, puluhan petugas dari Kepolisian Resort Probolinggo mengawal ketat.
Musyawarah yang dilakukan oleh Forkopimka, perwakilan warga yang beraksi dan pengembang, akhirnya ada satu kesepakatan bersama. Penutupan aktifitas tambang itu, dilakukan sampai pihak pengembang memenuhi tuntutan warga.
Sehingga pengembang berjanji, akan memenuhi tuntutan warga. Camat Pakuniran Munaris menyebutkan, pihaknya sudah mempertemukan warga dengan pengembang. “Sudah ada kesepakatan, kalau aktifitasnya ditutup sementara,” tandasnya.
Menurut Sutarji, aksi unjuk rasa terpaksa dilakukan warga desa, karena keberadaan tambang galian C di sepanjang aliran sungai Pancar Glagas dianggap merugikan. Dengan berbagai spanduk kecaman, warga yang berjumlah sekitar 150 orang meminta tambang milik KH. Hafidz Aminuddin itu ditutup total bukan hanya sementara. [wap]

Tags: