Ingatkan Pentingnya Jaga Kebhinekaan, Kapolri Beri Kuliah di Unair

Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian saat memberi kuliah umum di Unair, Kamis (29/12). [adit hananta utama]

Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian saat memberi kuliah umum di Unair, Kamis (29/12). [adit hananta utama]

Surabaya, Bhirawa
Berbagai persoalan yang menyinggung soal kebhinekaan cukup menyita perhatian akhir-akhir ini. Karena itu, pemerintah melalui tangan kepolisian berupaya terus menjaga keutuhan NKRI yang berdiri di atas bermacam-macam perbedaan suku, agama, ras dan antar golongan.
Hal itu diulas Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian saat memberi kuliah umum di Universitas Airlangga (Unair), Kamis (29/12). Tito mengatakan, kebhinekaan merupakan bagian yang tidak bisa terlepaskan dari Indonesia. Baginya, berbagai insiden yang baru saja mewarnai publik negeri merupakan keniscayaan dari kehidupan bangsa yang majemuk. Tito pun mengakui, melalui keberagaman inilah bangsa Indonesia bisa bersatu.
“Keberagaman di negara kita ini adalah takdir. Tidak banyak negara di dunia ini yang seperti kita. Keberagaman inilah yang menjadi fondasi terbentuknya negara kita,” terang Tito.
Jenderal kelahiran Palembang 1964 itu menambahkan, kebhinekaan potensi bagi Indonesia untuk maju sekaligus potensi yang bisa memecah belah. Selain itu, ia juga memaparkan tentang demokratisasi dan perkembangannya. Baginya, dampak positif dari adanya demokrasi di negara yang sangat majemuk ini bisa menjaga keseimbangan dan peran rakyat yang menguat. Namun, Tito juga menambahkan, bahwa sistem demokrasi yang terlalu bebas bisa berdampak negatif, misalnya primordialisme dan kebebasan yang kebablasan.
“Hari ini kebebasan yang kebablasan sudah merambah pada banyak hal,” imbuhnya.
Tito mengungkapkan, terjadinya konflik karena adanya perbedaan kepentingan. “Oleh karena itu, semua commoninterest harus terus ditingkatkan. Nah, perbedaan interest-nya harus direduksi,” jelasnya.
Pada penghujung orasinya, Tito menyebut Indonesia membutuhkan  pemimpin yang kuat, bersih dari korupsi, dan memiliki kemampuan kepemimpinan yang mampu merangkul semua kelompok serta bisa menyatukan keberagaman. “Ini tanggungjawab kita bersama untuk menjaga stabilitas nasional dan meminimalisir konflik agar pembangunan terus bisa berlanjut,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Tito merasa bangga bisa hadir sebagai pembicara utama. Sebab, dari forum itu dia memiliki kesempatan untuk sharing hal-hal penting di Unair sebagai salah satu kampus terbaik di Indonesia. “Ini menjadi kebanggaan bagi saya mampu berbagi hal-hal penting ini di kampus yang juga penting dan salah satu terbaik di Indonesia,” ujarnya.
Sementara itu, Rektor UNAIR Prof Dr Moh Nasih menambahkan, pihaknya bersama segenap civitas akademika memiliki komitmen untuk menjaga NKRI. Karena itu, harus ada persamaan persepsi antara masyarakat terhadap permasalahan yang ada di Indonesia. Sehingga akan memberikan kemajuan dan pembangunan di Indonesia. “Tidak terbesit sedikit pun bagi kami untuk tidak NKRI. NKRI harga mati,” serunya tegas. [tam]

Tags: