Ingin Bebaskan Pacitan dari Kesan Daerah Terisolir dan Dikunjungi Berjuta Wisatawan

Bupati Pacitan Drs H Indartato MM dan Wakil Bupati Pacitan Drs Yudi Sumbogo berbincang-bincang dengan Gubernur Jatim Dr H Soekarwo usai pelantikan di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Senin (4/4) lalu.

Bupati Pacitan Drs H Indartato MM dan Wakil Bupati Pacitan Drs Yudi Sumbogo berbincang-bincang dengan Gubernur Jatim Dr H Soekarwo usai pelantikan di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Senin (4/4) lalu.

Mimpi Bupati Pacitan Ciptakan Daerah yang Sejahtera
Kota Surabaya, Bhirawa
Menjadi seorang bupati, bukanlah cita-cita waktu kecil. Namun garis tangan berkata lain. Drs H Indartato MM yang waktu masih ingusan bercita-cita hanya ingin menjadi sopir, kini telah menjadi seorang bupati. Lantas apa mimpi mantan sopir Bupati Pacitan Muhammad Koesnan di era 1975-an ini?
Ditemui usai pelantikan dirinya bersama wakilnya, Drs Yudi Sumbogo di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Senin (4/4) lalu, mantan Camat Pringkuku dan Arjosari yang lahir di Ponorogo dari pasangan Sudarmanto dan Kasiati ini mengatakan, Pacitan sebenarnya memiliki banyak potensi besar. Salah satu potensi itu adalah objek wisata gua dan pantai yang sangat eksotis.
Sebelumnya perlu diketahui, Bupati Pacitan Drs H Indartato MM dan Wakil Bupati Pacitan Drs Yudi Sumbogo resmi menjabat orang nomor satu dan dua di Pemerintah Kabupaten Pacitan periode 2016-2021, usai terpilih pada Pilkada serentak 9 Desember 2015 lalu.
Pada hasil rekapitulasi hasil Pilkada lalu, Indartato-Yudi meraih 217.278 suara, sedangkan pesaingnya Bambang Susanto-Sri Retno Dhewanti mendapatkan 57.833 suara. Keduanya baru dilantik karena masa akhir jabatan Bupati Pacitan-Wakil Bupati Pacitan periode 2011-2016 baru berakhir 21 Februari 2016, atau empat hari setelah dilakukan pelantikan kepala daerah terpilih serentak sehingga harus dilantik lain waktu, sekaligus menunggu keputusan Menteri Dalam Negeri RI.
Untuk memenuhi target kunjungan wisatawan hingga berjuta-juta orang, pihaknya sudah menyiapkan sejumlah fasilitas pendukung. Terutama infrastruktur dan kemudahan jalur akses ke lokasi wisata. “Pacitan harus keluar dari kesan daerah terisolasi sehingga siapa saja yang berkunjung kesana tidak berpikir dua kali,” katanya.
Tidak itu saja, pelebaran jalan dan kemudahan akses dari sejumlah daerah yang mengarah ke Pacitan akan menjadi prioritas perbaikan. “Bagaimana jalan dari Ponorogo, Trenggalek, Solo maupun Jogjakarta bisa lancar dan tidak macet. Intinya, siapa saja yang ke Pacitan jalannya tidak susah dan merasa dekat,” katanya.
Selama 2016 ini, Pemkab Pacitan telah menargetkan jumlah kunjungan wisatawan mencapai dua juta orang. Baik itu wisatan dalam negeri maupun wisatawan mancanegara. “Targetnya 100 persen dari tahun sebelumnya bagi wisatawan yang datang ke Pacitan,” katanya.
Pada 2015 lalu, jumlah wisatawan yang berkunjung ke sejumlah lokasi wisata di Pacitan berjumlah lebih dari satu juta orang. Target dua juta orang itu, menurut Indartato bukanlah hal yang mustahil. Sebab hingga akhir Maret 2016 sudah mencapai 600 ribu orang yang berkunjung ke kabupaten paling ujung barat Provinsi Jatim ini.
“Kami optimistis target wisata di Pacitan akan terpenuhi dan lebih dari dua juta orang akan datang ke daerah kami. Karena kami memiliki potensi wisata yang indah, yang tidak dimiliki daerah lain di Jatim,” katanya.
Sejumlah lokasi yang menjadi destinasi andalan, lanjut dia, adalah kawasan pantai dan gua yang memang jumlahnya lebih dari satu tempat. Beberapa di antaranya adalah Pantai Klayar, Pantai Teleng Ria, Pantai Watu Karung, Pantai Banyu Tibo, Gua Gong, Gua Tabuhan, Gua Luweng Jaran, Sungai Maron, Pemandian Banyu Anget, dan sejumlah lokasi lainnya.
“Kami juga berencana membangun lokasi wisata buatan seperti di Jatim Park di Batu. Tentu ini menjadi pilihan alternatif bagi wisatawan. Apalagi setelah infrastruktur menuju Pacitan mulus, pasti akan semakin banyak orang akan berkunjung ke Pacitan,” tuturnya.
Tak hanya destinasi wisata, Pacitan juga memiliki satu potensi besar lagi, yakni produksi batu mulia yang sudah diakui kualitasnya. Mengenai batu mulia ini, Indartato mengaku siap mempertahankan produksi dan kualitas batu mulia dari daerahnya yang memang menjadi salah satu andalan ekspor, baik dalam maupun luar negeri.
“Sangat beruntung ada batu mulia dan perhiasan dari Pacitan. Selain tentunya batik yang kini juga telah menjadi andalan. Ini akan terus dikembangkan sebagai salah satu wujud kesejahteraan warga pacitan,” katanya.
Khusus mengenai batu mulia ini, Indartato memang mendapat pesan khusus dari Gubernur Jatim Dr H Soekarwo. Menurut dia, Pacitan harus tetap mempertahankan kualitas produksi dan meningkatkan ekspor batu mulia sehingga bermanfaat bagi kesejahteraan warga setempat. “Siapa yang tidak mengenal kualitas batu mulia asal Pacitan?. Namanya tidak hanya menasional, tapi mendunia,” ujar Pakde Karwo, sapaan lekat Gubernur Soekarwo.
Pacitan merupakan satu dari 11 daerah yang memproduksi dan menghasilkan batu mulia maupun perhiasan terbaik di Indonesia. “Salah satu yang menjadi andalan adalah beragam warna Batu Kalsedon. Batu di Pacitan itu beda warna, beda makna dan beda harga. Batu di sana sudah terakui kualitasnya,” ungkapnya. [Zainal Ibad]

Tags: