Ingin Ciptakan Lingkungan Bersih di RPH

Lutfi-Rachman-Dirut-Jasa-dan-Niaga-RPH. [geh/bhirawa]_

Lutfi-Rachman-Dirut-Jasa-dan-Niaga-RPH. [geh/bhirawa]_

Surabaya, Bhirawa
Jajaran direksi Perusahaan Daerah Rumah Potong Hewan (PD RPH) Pegirian akan habis masanya pada bulan Mei 2015. Dari ketiga direksiĀ  hanya Direktur Jasa dan Niaga, Lutfi Rachman yang ingin kembali mencalonkan kembali. Sementara Direktur utama Nur Wahono, Direktur administrasi dan keuangan Miftahul Horri, memilih untuk keluar dari jajaran direksi.
Direktur Jasa dan Niaga, Lutfi Rachman ketika ditemui Bhirawa, Kamis (19/3) mengatakan, dirinya akan mencalonkan lagi di jajaran direksi PD PRH Pegirian. Menurutnya, ada beberapa program yang belum tuntas dan dijalankan.
Pria yang sudah bekerja sejak tahun 1987 silam memaparkan, salah satunya adalah program lingkungan bersih. Dimana program ini akan diusung disaat dirinya terpilih kembali sebagai Direktur Jasa dan Niaga PD RPH Pegirian.
” Saya akan kembangkan program pengelolaan limbah RPH, dimana limbah-limbah tersebut dibuang tanpa menghasilkan apa-apa. Selain itu, anggaran untuk pembuangan limbah juga cukup besar yakni mencapai Rp 160 juta pertahunnya,” kata Lutfi Rachman yang tinggal beberapa bulan masa jabatannya habis.
Menanggapi hal itu, pihaknya akan memaksimalkan biaya pengeluaran yang cukup besar, yaitu dengan cara memanfaatkan limbah-limbah RPH tersebut akan dikelola. “Yang perlu kita kelola itu limbah isi rumen sapi. Nantinya limbah isi rumen sapi ini akan dijadikan pupuk, pakan ternak. Nah ini kan bisa jadi pendapatan,” tuturnya.
Selain untuk efisiensi anggaran yang selama ini diharapkan Lutfi, dirinya juga sudah mengajukan proposal pengajuan mixzap atau mesin pemeras isi rumen sapi ke Pemprov Jatim. Dirinya menilai, sehubungan dengan kondisi potongan sapi yang ada di PD RPH pada tiga tahun terakhir ini semakin memprihatinkan.
Hal ini mengakibatkan jasa pemotongan terjadi penurunan sehingga mempengaruhi Cashflow perusahaan.
” Dengan adanya mesin pemeras isi rumen sapi dengan kapasitas 100 kilo per sekali masuk akan bisa menekan biaya pengeluaran. Untuk mengantisipasi kerugian perusahaan salah satunya perlu adanya efisiensi biaya yang selama ini cukup besar yaitu beban pengeluaran untuk pembuangan limbah dan beban perawatan mobil angkut isi rumen ke TPA,” imbuhnya.
Selain itu, tambah Lutfi, mulai 20 Maret 2015 Badan Usaha Milik Daerah dibawah Pemerintah Kota Surabaya ini sudah memiliki dokter hewan sendiri. Yang sebelumnya dokter hewan dari Pemkot Surabaya langsung.
” Mulai besok (Hari ini) RPH juga sudah memiliki dokter hewan sendiri, akan tetapi dokter hewan yang dari Pemkot juga tetap mengawasi. Dokter hewan ini dengan tujuannya RPH ini kan syarat memotong hewan itu harus diperiksa terlebih dulu Kesrawan (Kesejahteraan Hewan),” ujar Lutfi. (geh)

Tags: