Ingin Lebih Fokus Urus Ponpes

Na'im Ridwan

Na’im Ridwan

Lima  tahun duduk sebagai wakil rakyat  membuat Na’im Ridwan tidak enjoy. Berkiprah cukup lama di dunia politik dia menjadi paham banyak terjadi ketidaksesuaian dengan kondisi yang ada. Tak heran dalam diri Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya periode 2004-2009 ini selalu timbul rasa penolakan jika dirinya tetap mempertahankan duduk sebagai anggota dewan.
Karenanya, dalam Pileg 2014 lalu, ayah dari empat putera ini menolak untuk dicalonkan atau mencalonkan diri. Dia mengakui  lebih enjoy untuk mengurus pondok pesantren yang sudah lama dilakoninya. Apalagi pondoknya  kini punya ribuan santri dan  banyak alumninya sudah memiliki tempat tinggal dan pekerjaan yang tersebar di Indonesia.
“Jujur saya lebih enjoy hidup menjadi pengasuh pondok pesantren daripada terjun sebagai politikus. Banyak sekali permasalahan yang saya temui yang tidak sesuai dengan kondisi riil di lapangan yang tentunya membuat hati nurani saya menolaknya. Agar diri ini tidak sakit, saya putuskan untuk mundur sebagai politikus,”tegas pria yang berpenampilan bersahaja ini.
Dicontohkannya, saat peristiwa gratifikasi yang sempat membuat mantan Ketua DPRD Kota Surabaya Musyafak Rouf dipenjara,  di situ banyak terjadi kepalsuan. Ibaratnya kopi yang seharusnya berwarna hitam,  dalam politik bisa jadi berubah cokelat atau merah, terserah siapa yang akan mengartikan kasus tersebut. ”Dari situlah saya merasa kapok. Agar permasalahan tersebut tidak terjadi pada diri saya,  saya tidak pernah mengikuti kunjungan kerja yang nantinya berdampak pada hukum. Termasuk menandatangani apa saja,”lanjutnya.
Apalagi mantan santrinya yang kini menjabat orang penting di Jakarta meminta dirinya tidak mencalonkan diri sebagai anggota DPRD yang memang rawan dalam permasalahan APBD yang akhirnya menariknya ke jeruji besi. ”Saya disarankan untuk tidak lagi maju dewan. Dan masukan tersebut saya penuhi. Memang saran tersebut masuk akal  agar kita tidak terjerumus dalam pidana saat jabatan kita di dewan berakhir,”tambahnya.
Untuk itu, kini dirinya lebih fokus mengurus pondok pesantren dan keluarga. Apalagi akhir-akhir ini Gus Na’im, demikian dia biasa dipanggil,  banyak undangan ke Jakarta untuk menyelesaikan sesuatu permasalahan. Tak heran keberangkatannya di Jakarta yang sampai satu minggu dua kali ini menyita waktu dirinya sebagai wakil rakyat. [cty]

Rate this article!
Tags: