Ingin Menang Pilgub, PKB Harus Berkoalisi

Pemprov Jatim, Bhirawa
Lembaga survei Berpikir Institute menilai partai politik pemenang di pemilihan legislatif (pileg) Provinsi Jatim harus tetap berkoalisi. Sebab meski jumlah kursi di parlemen telah mencukupi yaitu 20 kursi, tak bisa menjadi jaminan akan mulus melenggangkan pemenang pemilihan gubernur (pilgub).
Direktur Eksekutif Berpikir Institute Romel Masykuri mencontohkan, berdasarkan fakta hasil pileg DPRD Jatim 2004, menghasilkan jumlah kursi PKB sebanyak 31 kursi. Diikuti PDI Perjuangan sebanyak 24 kursi serta Partai Golkar sebanyak 15 kursi. Kemudian hasil pileg DPRD Jatim 2009 dimenangkan Partai Demokrat dengan 22 kursi, diikuti PDI Perjuangan 17 kursi dan PKB 13 kursi.
“Pada Pilgub 2008, PKB, Partai Golkar, PDI Perjuangan yang mengusung kandidat sendiri, tanpa berkoalisi. Perolehan suaranya kecil dan tidak masuk putaran dua. Begitu juga dengan Pilgub 2013, PDI Perjuangan yang tidak melakukan koalisi juga gagal. Nasib PDI Perjuangan sama seperti Pilgub 2008,” ujar Romel, dikonfirmasi, Minggu (16/4).
Di pilgub 2008, PKB yang mengajukan Achmady-Soehartono hanya menghasilkan suara 8,21 persen. Kemudian PDI Perjuangan yang mengusung Sutjipto-Ridwan Hisjam tanpa koalisi menghasilkan 21,19 persen. Pemenang pada Pilgub ini adalah Soekarwo-Syaifullah Yusuf dengan 26,44 persen.
Sementara di Pilgub 2013, PDI Perjuangan yang mengusung Bambang DH-Said Abdullah tanpa koalisi memperoleh 12,69 persen. Partai Demokrat yang memiliki kursi tertinggi, tapi melakukan koalisi dengan sejumlah partai. Berhasil keluar sebagai pemenang dan berhasil memuluskan pasangan dengan jargon KarSa itu di periode kedua, sebanyak 47,26 kursi.
Senada, pengamat politik Universitas Airlangga (Unair) Novri Susan PHd mengatakan, pertimbangan harusnya partai politik harus berkoalisi tidak ada pemenang dominan dan mayoritas satu partai saja.
“Sebenarnya partai politik di Jatim memang mau tidak mau harus berkoalisi. Komprominya dari berkoalisi ini adalah mengajukan calon pasangan non partai,” kata Novri.
Ditanya mengenai perlukah PKB di Pilgub 2018 berkoalisi ?. Pria yang juga dosen FISIP Unair tersebut menegaskan sangat mungkin itu dilakukan. Kendati akan mengusung Ketua DPW PKB Jatim Abdul Halim Iskandar, tetapi dirinya menyakini bahwa masih butuh koalisi.
“Ya nanti mainnya (koalisi, Red) bisa agamis dengan nasionalis. Kalau agamis dengan agamis, bisa juga. Asal mereka menyelesaikan konflik internal yang ada. Sebab, selama ini rata-rata diliputi perpecahan,” bebernya.
Sementara, analisa Berpikir Institute berdasarkan gabungan indikator (inkumbensi, popularitas, basis dukungan dan penerimaan partai) diketahui bahwa yang mendapat nilai rata-rata di atas tujuh untuk semua indikator hanyalah Saifullah Yusuf.
Untuk kandidat lain yang tidak mempunyai kesenjangan nilai rata-rata dalam variabel gabungan adalah Azwar Anas, Bambang DH dan Edy Rumpoko. Sedangkan kandidat kuat lain yang interval antar variabel mempunyai kesenjangan adalah Abdul Halim Iskandar, Risma dan Khofifah. [iib]

Tags: