Ingin Naikkan Haji dan Banggakan Orang Tua

Presiden Direktur PT Matahari Sakti sekaligus Ketua Yayasan Matahari Tangan Kasih, Puspita Dewi Prijadi  saat berbincang dengan Dwi Candra Prasetyo, penderita Thalassemia Berprestasi. [Achmad tauriq/bhirawa]

Presiden Direktur PT Matahari Sakti sekaligus Ketua Yayasan Matahari Tangan Kasih, Puspita Dewi Prijadi saat berbincang dengan Dwi Candra Prasetyo, penderita Thalassemia Berprestasi. [Achmad tauriq/bhirawa]

Surabaya, Bhirawa
Wajahnya puncat kekuningan namun gerakkanya selalu aktif meskipun memiliki tubuh yang kurus, Dwi Candra Prasetyo yang biasa dipanggil Candra siswa SMP 7 Kediri ini tetap bersemangat menjalani hidup walaupun ia menderita Thalassemia.
Sekilas Candra memang lebih mirip seperti siswa SD sejak ia menderita Thalassemia 4 tahun lalu, meskipun terkadang kondisi tubuhnya gampang lemah maupun letih Candra tetap ingin selalu memiliki prestasi. “Tetap bersemangat menggapai prestasi demi banggakan bapak dan ibu,” ujar Candra saat dikonfirmasi Bhirawa di tengah acara Serah Terima Beasiswa dari PT Matahari Sakti kepada Anak Thalassemia Berprestasi di Gedung Diagnostic Center (GDC) RSUD dr Soetomo, Selasa (24/11) kemarin.
Menurut Candra, kondisi yang dialami ini tidak akan melemahkan semangatnya untuk berprestasi bahkan ia bisa meraih prestasi diluar jam sekolah. Candra pernah meraih juara 2 lomba tarian Jaranan dan juga juara menyanyi se Kodya Kediri.
“Aku akan berusaha memberikan yang terbaik buat bapak dan ibu, ingin menaikkan haji mereka berdua untuk itu aku akan berusaha membuat bangga dengan meraih banyak prestasi sehingga cita-citaku bisa tercapai,” harap Candra.
Sedangkan prestasi tarian Jaranan yang diperoleh Candra sendiri sebenarnya adalah hasil latihanya sendiri tanpa mengikuti sanggar, hanya kebetulan saja ayahnya memiliki sanggar tarian dan Candra lebih sering melihat.
“Orangtua lebih sering khawatir kalau aku lebih banyak garak ditakutkan hemoglobinku drop, jadi aku belajar sendiri tarian itu dan akhirnya ayah tahu lalu diajari sedikit demi sedikit hingga saya bisa menjadi juara,” kata anak pasangan Slamet dan Prasetyo Ningsih.
Sementara penderita Thalassemia sendiri kemungkinannya tidak mampu mencapai usia dewasa, akan tetapi berkat dukungan dari orang tua, teman-teman sekolah dan bermain membuat Candra tetap bertahan.
Untuk biaya melakukan sekali transfusi darah sendiri bisa mencapai Rp 2 juta hingga Rp 2,5 juta perbulannya, namun berkat adanya BPJS kini orangtua Candra sudah mulai ringan saat melakukan transfusi darah buat Candra.
Selain itu menurut Presiden Direktur PT Matahari Sakti sekaligus Ketua Yayasan Matahari Tangan Kasih, Puspita Dewi Prijadi, kegiatan pemberian beasiswa bagi 32 penderita Thalassemia 8 siswa SMA, 14 siswa SMP dan 10 siswa SD ini merupakan yang kedua kalinya ditempat yang sama.
“Beasiswa yang kami berikan ini berupa adalah Rp 100 ribu perbulan untuk siswa SD, Rp 125 ribu untuk SMP dan Rp 150 ribu untuk SMA yang diberikan secara langsung setahun. Beasiswa ini kami berikan kepada penderita Thalassemia seluruh Jawa Timur yang berprestasi dimana setiap tahunnya akan dipantau,” jelasnya.
Sehingga bagi penderita Thalassemia yang tahun depan nanti prestasinya turun akan diberikan kepada penderita Thalassemia lain yang berprestasi. “Kami akan berusaha selalu membantu penderita Thalassemia dan apabila kedepan nanti jumlah anak penderita Thalassemia yang berprestasi bertambah, kami tetap akan cover yang terpenting adalah mereka tetap bersemangat,” pungkasnya. [riq]

Tags: