Ini Kerugian PDIP Jika Gus Hans Tak Diambil Jadi Cawawali Surabaya

Gus Hans

Surabaya, Bhirawa
Jaringan Santri Surabaya (JASS), santri yang mondok di beberapa kota, tak mau ketinggapan ambil bagian dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) Kota Surabaya. Para alumni yang mondok di beberapa Pondok Pesantren terkemuka kini merapatkan barisan untuk bisa memenangkan Gus Hans sebagai Calon Wakil Wali Kota Surabaya.
“Dengan latar belakang Gus Hans selama ini, siapapun calon wali kotanya, beliau cocok mendampingi,” kata Koordinator JASS, Drs H Mukhlason Nachrowi, Senin (24/8).
Mukhlason menjelaskan, saat ini di Kota Surabaya, baru satu Cawali yang mendeklarasikan. Nah, masyarakat sedang menanti Cawali yang diusung dari PDI Perjuangan.
“PDIP rugi kalau tidak mengambil Gus Hans untuk Cawalinya. Sebab Gus Hans punya jaringan yang kuat di grass root,” jelasnya.
JASS merupakan kumpulan alumni Ponpes di berbagai daerah. Mulai Ponpes Darul Ulum, Rejoso, Tebu Ireng, Tambak Beras, Genggong, Langitan dan lainnya.
Para Kiai di Ponpes tersebut, lanjut Mukhlason, sudah bulat mendukung Gus Hans. “Kalau Kiainya saja sudah mendukung Gus Hans, sebagai santri harus mendukung juga,” tegasnya.
Menurut dia, Gus Hans mempunyai jaringan yang sangat kuat. Karena mempunyai background Gus dan NU tulen. Disamping itu juga pengurus Ansor, Partai Golkar, dekat dengan para Kiai, dan alumni santri Surabaya. “Komunikasi dengan lintas agama juga sangat bagus,” imbuhnya.
Saat ini, kata Mukhlason, ada sekitar 1.500 orang yang tergabung JASS. Mereka terus melakukan sosialisasi kepada warga tentang Gus Hans.
Kegiatan sosial juga sering dilakukan, diantaranya membagikan masker di wilayah Surabaya Barat. Pertemuan dengan para santri pun rutin dilakukan dua kali dalam sebulan. Namun, karena Pandemi pertemuan itu tetap dilakukan melalui daring.
Langkah Gus Hans ini tentu saja menjadi modal kuat untuk dilirik parpol dalam Pilwali Surabaya 2020. Dipastikan juga berpeluang besar dalam meraup suara untuk calon Wali Kota yang bakal maju. [geh]

Tags: