Ini Tiga Menu Inovatif Cegah Stunting

Mahasiswa Magister Keperawatan Universitas Airlangga melakukan pengabdian masyarakat dengan mengenalkan menu makanan untuk mencegah gangguan pertumbuhan atau stunting.

Sidoarjo, Bhirawa
Di Indonesia, terdapat empat masalah kesehatan yang menjadi perhatian khusus. Salah satunya adalah problem Stunting. Menurut data Kementerian Kesehatan tahun 2018, kasus stunting di Indonesia mencapai 37,2 persen. Artinya 4 dari 10 anak di Indonesia mengalami stunting.
Untuj diketahui, stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam jangka panjang. Akibatnya, ancaman gangguan pertumbuhan pada anak seperti tinggi badan anak lebih rendah atau kerdil dari standar usianya.
Berangkat dari masalah tersebut, mahasiswa Magister Keperawatan Komunitas Universitas Airlangga menginisiasi bakti sosial dengan tema “Mengatasi Stunting dengan Modifikasi Makanan Sehat, Kamis (29/11) di Desan Glagaharun Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo.
Dalam bakti sosial itu, sejumlah mahasiswa tersebu mengenalkan tiga menu makanan inovatif yang didemonstrasikan bersama ibu-ibu yang memiliki anak dengan stunting. Ketiga menu tersebut antara lain siomay seafood, pempek mujaer dan mash potato udang. “Tiga menu makanan inovatif tersebut dimodifikasi mirip dengan jajanan harian anak-anak. Akan tetapi nilai kandungan gizi yang dihasilkan oleh 3 makanan inovatif ini sangat tinggi zink, dan ini berbeda dengan jajanan biasa yg dikonsumsi anak-anak,” jelas Ketua Pelaksana Pengabdian Masyarakat Idham Choliq.
Menurut Idham, pengabdian masyarakat dengan mengangkat masalah stunting begitu penting. Untuk mendukung aksi ini, keluarga harus terlibat aktif dalam perawatan anggota yang memiliki masalah kesehatan. “Keluarga, orang tua khususnya, memilki tugas untuk memelihara kesehatan anaknya, minimal mampu merawat anggota keluarganya yang sakit” kata Idham.
Lebih lanjut Idham menyebutkan, kemampuan orang tua dalam memodifikasi makanan merupakan salah satu bentuk perawatan ibu kepada anaknya yang stunting. “Adanya kegiatan pengabdian masyarakat ini, kami berharap para ibu memeliki kesadaran dan kemampuan dalam pemberian gizi pada anak mereka yang stunting” tururnya
Pada kesempatan yang sama, Dr. Retno Indarwati, S.Kep., Ns., M.Kep dosen pendamping program menyatakan bahwa inti dari aksi ini untuk menjadi bagian untuk meningkatkan kualitas anak melalui kesehatan. Terlebih masalah stunting masih menjadi masalah utama di Indonesia. “Maka, perlu ada penanganan khusus mulai dari intervensi 1000 Hari Pertama Kelahiran dan pemberian gizi yang cukup. Untuk itu, harapan dari kegiatan ini di harapkan dapat menstimulus ibu dan keluarga dalam mewujdukan anaknya menjadi sehat ” tutur Retno.
Acara pengabdian masyarakat ini dihadiri oleh 12 keluarga yang memiliki anak dengan Stunting. Acara dimulai dengan pengukuran Antropometri untuk memastikan anak tersebut mengalami stunting (keterlambatan tumbuh, tinggi badan lebih pendek), dilanjutkan dengan penyuluhan tentang dan cara penanganannya, dan ditutup dengan mendemontrasikan tiga jenis makanan inovatif sebagai cara untuk mengatasi masalah gizi pada anak stunting. [tam]

Rate this article!
Tags: