Inkubator ITS Jadi Pematangan Produk Mahasiswa

Consumer Banking Head Bank Mandiri, Rudi Nugraha (kiri), Industri Kreatif KADIN, Agus Winoto (dua dari kiri) dan Corcom Bank mandiri dan ketua Humas, Ahmad Reza (kanan) berbincang usai acara Sarasehan "Mengembangkan Wirausaha Muda yang Inovatif Baerbasis Digital" di MM Fakultas Ekonomi Kampus B UNAIR, Rabu (23/11) kemarin. [achmad tauriq]

Consumer Banking Head Bank Mandiri, Rudi Nugraha (kiri), Industri Kreatif KADIN, Agus Winoto (dua dari kiri) dan Corcom Bank mandiri dan ketua Humas, Ahmad Reza (kanan) berbincang usai acara Sarasehan “Mengembangkan Wirausaha Muda yang Inovatif Baerbasis Digital” di MM Fakultas Ekonomi Kampus B UNAIR, Rabu (23/11) kemarin. [achmad tauriq]

Surabaya, Bhirawa
Pemprov Jatim melirik keberadaan inkubator di Universitas Airlangga (Unair) serta Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, sebagai tempat pematangan produk mahasiswa sekaligus menghubungkan dengan dunia permodalan serta pemasarannya.
Menurut Kabag Perindustrian dan Perdagangan Biro Perekonomian Pemprov Jatim, Aris Mukiyono disela sarasehan mengembangkan wirausaha muda berbasis digital, di gedung Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Kampus B Unair, Rabu (23/11) kemarin mengungkapkan Inkubator sendiri dituntut mampu mendorong mahasiswa memasarkan produk hingga pasar ekspor.
“Sementara perguruan tinggi negeri di Jatim yang memiliki inkubator baru Unair dan ITS. Kedepan akan kami dorong ke kampus lain negeri dan swasta di Jatim,” terangnya.
Aris menambahkan, inkubator didorong lebih angresif lagi untuk menumbuhkan wirausahawan baru. Untuk itu Biro Perekonomian dengan Dinas Koperasi dan UMKM bersinergi untuk menumbuhkan inkubator baru.
“Bersama Dinas Koperasi dan UKM kami berupaya menciptakan trainer-trainer baru dari pelaku UMKM yang selanjutnya mampu menjadi trainer untuk wirausahawan lainnya,” ujarnya.
Sementara keberadaan inkubator hadir untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi wirausahawan baru. Bukan saja terkait terbatasnya kualitas sumber daya manusia (SDM) wirausahawan itu sendiri, namun masalah kemasan dan bahkan produk.
“Keberadaan pebisnis muda dalam jumlah signifikan menjadi harapan pemprov, sebab, selama ini pertumbuhan ekonomi Jatim di atas nasional. Jatim 5,55% per tahun, sedangkan nasional 5,05%,” jelasnya.
Untuk itu produk wirausahawan muda diharapkan membantu mengerek pertumbuhan ekonomi Jatim. Caranya, dengan langsung menembus pasar ekspor tanpa kehadiran ekportir, terlebih asal mancanegara.
“Contohnya kripik asal Malang itu diekspor sampai Timur Tengah dan Afrika, tapi yang ekspor orang Brunei. Beli di Malang kemasan diganti dan diekspor lagi, jadi yang diambil cuma kripiknya. Kalau pelaku UMKM bisa ekspor sendiri maka marginnya akan lebih besar,” katanya.
Selain menaruh harapan pada wirausahawan muda untuk peningkatan pertumbuhan ekonomi, mengandalkan sektor manufacture, perdagangan besar dan pertaniam. Khusus pertanian memberikan sumbangsih signifikan untuk pertumbuhan ekonomi.
Sedangkan menurut Consumer Nanking Head Bank Mandiri, Rudi Nugraha, pihaknya siap memberikan suntikan modal pada para wirausahawan muda tersebut. “Pada tahun ini ada enam wirausahawan muda masuk inkubator, ada 10 orang yang masuk inkubator. Februari 2017 akan ada enam pengusaha muda lagi yang akan masuk inkubator,” pungkas Rudi.
Namun masih ada beberapa kriterian untuk bisa lolos masuk jadi inkubator yang perlu dilihat seperti  sistem keuangan wirausahawan maupun pemasaranya. [riq]

Tags: