Inovasi Baru, Gertak Wader

Restocking benih wader sebagai upaya untuk memproduksi massal ikan wader yang juga dilakukan melalui pembudidaya di kalangan masyarakat.

Pemprov, Bhirawa
Pemprov Jatim melalui Dinas Perikanan dan Kelautan selalu saja membuat inovasi baru. Setelah tahun lalu dengan program andalan menjebol dokumen kapal dan underwater restocking masuk dalam penghargaan Top 99 Pelayanan Publik dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Kini mereka menyiapkan program inovasi andalan lagi. Apakah itu?
Gertak Wader, itulah yang kini digarap Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur. Gertak Wader itu kepanjangan dari Gerakan Pelestarian Ikan Wader. Terpilihnya ikan wader ini, dikarenakan dari sudut ekonomis termasuk harga yang terjangkau, termasuk makanan yang menyehatkan, serta disukai berbagai kalangan masyarakat.
Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur, Dr Ir Heru Tjahyono mengatakan, sebenarnya program inovasi in merupakan perintah dari Gubernur Jatim, Dr H Soekarwo SH MHum dalam upaya melangsungkan budidaya wader pada 2012 silam.
“Beliau menginginkan agar ikan wader ini bisa menjadi makanan khas di Jawa Timur. Harapannya juga program inovasi ini bisa masuk kembali dalam Top Inovasi Pelayanan Publik Kemen PAN dan Reformasi Birokrasi,” katanya.
Diceritakannya, Jukut Harsyam dan Wader goreng merupakan jenis makanan khusus para Raja-Raja Majapahit dan disajikan untuk acara-acara besar pada zaman Majapahit pada tahun 1293 tepatnya di daerah Trowulan. Bahkan, sejarah itu ditemukan di sejumlah prasasti serta sejumlah karya sastra lain pada awal 900 hingga 940-an Masehi.
Berdasar informasi dari masyarakat, dahulunya untuk memenuhi kebutuhan Ikan Wader konsumsi, sumbernya adalah dari Kolam Segaran dan sungai di sekitar kawasan tersebut. Hingga kini, banyak warung masakan khas Wader yang berdiri disekitar kolam.Ikan Wader bahkan menjadi ikon kuliner masyarakat Mojokerto saat ini.
Dikatakannya, Program Gertak Wader ini dapat dikatakan kreatif dan inovatif karena merupakan program akuakultur berkelanjutan. Hal ini dimana terdapat penemuan teknologi baru dalam pembudidayaan ikan lokal khususnya ikan wader.
Bahkan, ancaman kelestarian ikan wader dapat teratasi dikarenakan ikan wader telah dapat dibudidayakan. “Menitikberatkan pada transfer teknologi domestikasi dan teknologi budidaya ikan lokal pada masyarakat pembudidaya secara langsung, sehingga masyarakat akan mampu melakukan proses teknologi secara mandiri tanpa bergantung pada ketersediaan benih ikan lokal dari pemerintah,” katanya.
Selain itu, menjamin kesinambungan usaha baik penangkapan dan pembudidayaan ikan lokal yang melibatkan masyarakat dengan melalui usaha budidaya dan restocking ikan wader di sekitar area perairan umum dengan menumbuh kembangkan kesadaran diri untuk menjaga kelestarian ikan lokal diperairan umum.
Dan akhirnya juga melahirkan Pembentukan Bank Ikan Lokal Jawa Timur yang dipusatkan di UPT Pengembangan Budidaya Air Tawar (PBAT) Umbulan Pasuruan. UPT PBAT Umbulan berperan sebagai pusat pengembangan ikan-ikan lokal Jawa Timur (pengkajian sifat-sifat biologi,genetik, reproduksi, penyakit, produksi benih skala laboratorium dan aspek sosial ekonomi spesiesyang didomestikasi dan penyedia SDM untuk transfer teknologi).
Terpenuhinya permintaan kebutuhan konsumsi ikan wader untuk memenuhi  kebutuhansumber protein di Jawa Timur yang cukup tinggi tidak hanya bergantung pada hasil tangkapan alam namun juga berasal dari hasil budidaya.
“Inovasi ini menginisiasi terbentuknya suatu kawasan yang terintegrasi antara zona Hulu sampai Hilir dengan dua sasaran kawasan yang akan dibentuk. Pertama kawasan Kampung Wader di Kabupaten Mojokerto (penyelamatan kuliner bersejarah) dan yang kedua kawasan Ekowisata Ikan Lokal di Kabupaten Kediri sehingga dapat menjadikan alternative usaha  yang berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat. Wader juga tidak hanya untuk ,” paparnya. [rac]

Rate this article!
Tags: